ANALISIS PENCABUTAN PEMBERLAKUAN OTONOMI KHUSUS KASHMIR DAN JAMMU OLEH PEMERINTAH INDIA
DOI:
https://doi.org/10.23887/jish-undiksha.v9i2.23051Keywords:
Kashmir, Pencabutan Status Khusus, KonflikAbstract
Pencabutan pemberlakuan otonomi khusus bagi Kashmir dan Jammu pasca disahkannya Perintah Presidensial Parlemen India tentang pencabutan pasal 370 merupakan salah satu upaya reorganisasi undang-undang Kashmir dan Jammu pada 5 Agustus 2019. Upaya ini pula bertujuan untuk mengukuhkan wilayah Kashmir dan Jammu kedalam satu pemerintahan Uni India. Pemerintah India menganggap langkah ini sebagai sebuah upaya penyelesaian konflik berkepanjangan di Kashmir dengan berdalih pemerataan kesejahteraan, namun berbeda halnya dengan penduduk Kashmir yang menganggap langkah ini akan mempersulit mereka baik dalam segi ekonomi, sosial dan budaya. Hingga akhirnya konflik pun kembali pecah antara pemerintah India dan Kashmir. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui alasan pemerintah India mencabut pasal 370 serta perkembangan perebutan wilayah Kashmir antara India-Pakistan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan melakukan studi literatur untuk memperoleh data yang diperlukan, sedangkan untuk jenis penelitiannya adalah eksplanatif. Teori yang digunakan untuk menganalisis kasus ini adalah rasional aktor dari Graham T. Allison.
References
Armandhanu, D. C. I. (2016). Sejarah Konflik Puluhan Tahun India dan Pakistan di Kashmir. Retrieved November 6, 2019, from https://www.cnnindonesia.com/internasional/20161003144302-113-162944/sejarah-konflik-puluhan-tahun-india-dan-pakistan-di-kashmir
Ayunda, K. M. dan A. D. R. (n.d.). Konflik India dan Pakistan Mengenai Wilayah Kashmir Beserta Dampaknya (1947-1970). Retrieved November 5, 2019, from http://docplayer.info/83261336-Konflik-india-dan-pakistan-mengenai-wilayah-kashmir-beserta-dampaknya.html
BBC News Indonesia. (2019). Konflik Kashmir: PM Pakistan Imran Khan Anggap PBB Bertanggung Jawab Jika Sampai Pecah Perang dengan India. Retrieved November 5, 2019, from https://www.bbc.com/indonesia/dunia-49313501
Bhardwaj, S. H. (2019). Equality in Law in Context of Abrogation of Article 370 & 35A of Jammu & Kashmir. Journal of The Gujarat Reserch Society, 16–23.
Bhat, B. A. (2019). A study on Jammu and Kashmir Present, Past and Views of Students on Article 370 Abrogation. International Journal of Latest Research in Humanities and Social Science (IJLRHSS), 1–11.
CNN Indonesia. (2019). India Pilih Bersikap Netral Terkait konflik Kashmir. Retrieved November 7, 2019, from https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190814123149-106-421206/indonesia-pilih-bersikap-netral-terkait-konflik-kashmir
Dante, V. (2019). China dan Pakistan Kecam India Soal Pencabutan Ststus Khusus Kashmir. Retrieved November 7, 2019, from https://www.alinea.id/dunia/as-desak-india-dan-pakistan-turunkan-ketegangan-soal-kashmir-b1Xld9m7L
Hasan, A. R. (2019). India Resmi Membelah dan Menurunkan Status Jammu-Kashmir. Retrieved November 8, 2019, from https://www.liputan6.com/global/read/4099996/india-resmi-membelah-dan-menurunkan-status-jammu-kashmir
Hoskote, A. H. (2017). Jammu and Kashmir and The Politics of Article 370: Seeking Legality For The Illegitimate. International Journal of Social Sciences, 813–835.
Jensen, L. (1982). Eksplaning Foreign Policy. New Jersey: Prentice Hall.
Kompas Internasional. (2019, November 6). Konflik Pakistan-India: Sejarah yang Berawal dari Perebutan 1 Wilayah. Retrieved from https://internasional.kompas.com/read/2019/03/02/13183501/konflik-pakistan-india-sejarah-yang-berawal-dari-perebutan-1-wilayah?page=all
Kumar, B. N. (2020). Rewriting the New Narrative of Jammu and Kashmir. Retrieved July 25, 2020, from https://www.vifindia.org/2020/march/23/rewriting-the-new-narrative-of-jammu-and-kashmir
Kumparan News. (2019, November 5). Kenapa Kashmir Jadi Rebutan Berdarah India dan Pakistan?
Mas’oed, M. (1990). Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin Dan Metodologi. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia.
Mishra, N. (2015). Need of Article 370 in Present Political Setup in India: A Critical Study. International Journal of Multidisciplinary Research and Development, 232–236.
Nasr, V. (2005). National Identities and the India-Pakistan Conflict. Cambridge: Cambridge University Press.
Pandey, A. K. (2019). The Truth About Article 370. Journal of Constitutional Law and Jurisprudence, 40–42.
Paramita, D. (2013). Analisis Penghentian Proyek Bendungan Myitsone Oleh Myanmar terhadap China Tahun 2009-2012. Jurnal Analisis Hubungan Internasional, 3(1), 161.
Rosyidin, M. (2011). Integrasi Stuktur Unit: Teori Politik Luar Negeri dalam Perspektif Realisme Neoklasik. Jurnal Global, 10(2), 153.
Schofield, V. (2003). Kashmir in Conflict: India, Pakistan and the Unending War. London: L.B. Tauris & Co Ltd.
Serambinews. (2019, November 7). India Cabut Status Otonomi Khusus Kashmir. Retrieved from https://aceh.tribunnews.com/2019/10/30/india-cabut-status-otonomi-khusus-khasmir-berlaku-mulai-31-oktober-2019-apa-perubahannya?page=all
Wani, A. H. dan S. A. (2014). United Nations Involvement in Kashmir Conflict. Susurgalur. Jurnal Kajian Sejarah Dan Pendidikan Sejarah, 1(2), 41–50.
Wirayudha, R. (2019). Konflik Kashmir Tiada Akhir. Retrieved November 5, 2019, from https://historia.id/politik/articles/konflik-kashmir-tiada-akhir-P1Ro2
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with the Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)