FITUR EYE PROTECTION PADA LAYAR SMARTHPHONE DAPAT MENGURANGI KELELAHAN MATA DAN MEMPERPANJANG DURASI PENGGUNAAN PADA SISWA SMP NEGERI 1 SERIRIT
DOI:
https://doi.org/10.23887/jjpb.v6i1.21922Keywords:
Fitur eye protection, kelelahan mataAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) fitur eye protection pada layar samrtphone dapat mengurangi kelelahan mata; dan (2) fitur eye protection pada layar samrtphone dapat meningkatkan durasi penggunaan. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu(quasi experimental) dengan rancangan randomize pre and post test design. Lokasi penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Seririt yang terletak di Desa Serirt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng-Bali. Pengambilan sampel dengan dilakukan secara acak dan diambil sebanyak 26siswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t paired dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna pada kelelahan mata sebesar 67,81 % (p < 0,05) dan durasi penggunaan smartphone sebesar 56,30 % (p < 0,05) antara layar smartphone yang tidak menggunakan fitur eye protection dan yang menggunakan fitur eye protection. Disimpulkan bahwa penggunaan fitur eye protectionpada layar smartphone dapat menurunkan kelelahan mata dan meningkatkan durasi penggunaan. Disarankan agar para pengguna perangkat digital selalu memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja, salah satunya dengan cara mengaktifkan fitur eye protection pada layar smartphone untuk menghindari terjadinya kelelahan mata dan juga dapat memperpanjang durasi penggunaannya.References
Aini, A. N., Y. D. P. Santik. 2018. Kejadian Katarak Sinilis di RSUD Tugurejo. Higeia Journal of Publik Health Research and Development,2 (2).: 295-306.
Ambati, J. dan B. J. Fowler. 2012. Mechanism of Age-Related Macular Degeneration. Neuron. US National Library of Medicine
National Institutes of Health, 75 (1): 26-39.
Asriwati. 2017. Fisika Kesehatan dan Keperawatan. Yogyakarta: Deepublish.
ASUS Computer Inc. 2016. “Eye Care Monitor for Gaming and Productivity”. Tersedia pada https://www.asus.com/Microsite/disply/eye-care-technology. (Diakses pada 3 Mei 2018).
Boyce, P. 2014. Human Factor in Colouring (Third Edition). Rosewood: CRC Press.
Chiarelli-Neto, O., A. Ferreira, W. Martins, C. Pavani, D. Severino dan F. Faiao-Flores. 2014. Melanin Photosinsitization and The Effect of Visible Light on Epithelial Cells. PLoSOn, 9 (11): 143-153.
Chiu, S. C., S. W. Chen, C. K. Chiang, Y. C. Chung dan S. F. Chang. 2016. The Analysis and Assessment ofDangerous Factors in the Visual Lifestyle of Children from the Perspective of Myopia Prevention.American Research Institute for Policy Development, 3(1): 46-54.
Chitrawathi, D. M., I K. Maharta, dan I M. Sutajaya. 2012. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Chuzaimah, M. dan F. N. Dihan. 2010. Smartphone: Antara Kebutuhan dan E-Lifestyle. Seminar Nasional Informatika 2010: Yogyakarta (22 Mei 2010).
Croft, J., M. Michelsen, dan R. Joyce. 2010. Low-Power Eyewear for Reducing Symptoms of Computer Vision Syndrom. United States Patent Application Publication, 18 (1): 1-12.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Dampak Sistem Pencahayaan Bagi Kesehatan Mata. Jakarta: DepKes RI.
Ernawati, W. 2015. Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Penurunan Tajam Pengelihatan pada Ank Usia Sekolah (6 s.d. 12 Tahun) di SD Muhammadiyah 2 Pontianak Selatan. Jurnal Proners. 3 (1):1-10.
Firmansyah, F. 2010. Pengaruh Intensitas Penerangan terhadap Kelelahan Mata pada Tenaga Kerja di Bagian Pengepakan PT. Ikapharmindo Putramas Jakarta Timur. Jurnal Universitas Sebelas Maret. 5 (10): 43-53.
Ganganahalli. P., M. B. Tondare, dan P.M. Durgawale. 2014. Use of Electronic Gadgets among Medical Students in Western Maharashtra, India.International Journal of Health Sciences and Research, 4 (9): 26-30.
Gregory, R. dan P. Cavanagh. 2011. The Blind Spot. Scholarpedia, 6(10):9618.
Heidar, F., F. James, dan N. Mohammad. 2015. Comparison of Epidemiologcal Factors Between Patients with Senile Cataract and Control Without Cataract. Open Science Journal of Clinical Medicine3 (3): 86-89.
Katadata Indonesia. 2016. “Penggunaan Smartphone di Indonesia”. Tersedia pada https://databooks.katadata.co.id/datapublish/2016/08/08/pengguna-smartphone-di-indonesia-2016-2019. (Diakses pada 3 Mei 2018).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2002. “Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja”. Tersedia di http://www.hukum.unsrat.ac.id/men/menkes_261_1998.pdf. (Diakses pada 3 Mei 2018).
Kementria Kesehatan Republik Indonesia. 2009. “Profil Kesehatan Indonesia”. Tersedia padahttps://www.depkes.go.id. (Diakses pada 3 Mei 2018).
Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (KEMKOMINFO). 2015. “Indonesia Raksasa Teknologi Digital Asia”. Tersedia pada https://www.kominfo.go.id/content/detail/6095/indonesia-raksasa-teknologi-digital-asia/0/sorotan_media. (Diakses pada 3 Mei 2018).
Krantz, B., N. Dave, K. Kumatsubara, B. Marr, dan R. Carvajal. 2017. Melanoma Uveal: Epidemiology, Etiology, and Treatment of Primary Disease. Clin Ophthalmo, 17 (11): 279-289.
Kumorowati, B., Masturi, I. Yulianti, dan F.A. Rahman. 2016. Analisis Reduksi Intensitas Cahaya pada SmartphonesScreen Protector Dan Dampaknya Pada Mata. Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika1 (1): 1-4.