Analisis Kekeringan Berdasarkan Bentuklahan Di Das Bompon
Main Article Content
Abstract
Analisis kerawanan kekeringan dipengaruhi oleh kondisi satuan bentuklahan yang bervariasi pada wilayah kajian. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Memetakan kerawanan kekeringan menggunakan pengharkatan, (2) Menganalisis kerawanan kekeringan berdasarkan bentuklahan. Metode yang digunakan untuk memetakan kerawanan kekeringan yaitu pendekatan geomorfologi, pembobotan atau skoring diberikan pada setiap satuan bentuklahan sebagai indikator yang digunakan untuk menilai kelas kerawanan. Semakin besar pengaruh yang diberikan oleh indikator maka semakin besar pula skor atau pengharkatan yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa satuan bentuklahan interfluve dan lereng atas perbukitan memiliki tingkat kerawanan kekeringan tinggi. Kelas kerawanan kategori tinggi ditandai dengan kemunculan airtanah yang sulit ditemui. Kerawanan kekeringan kelas sedang berada pada bentuklahan lereng tengah perbukitan dan lereng bawah perbukitan. Bentuklahan lereng kaki koluvial dan dataran aluvial berada pada tingkat kekeringan kelas rendah, hal ini sesuai dengan kondisi yang ditemukan di lapangan, yaitu kemunculan airtanah yang mudah ditemui. Kekeringan pada satuan bentuklahan ditandai oleh kondisi morfologi dan lokasi ditemukannya mataair yang muncul di tekuk lereng. Penggunaan metode untuk kajian kekeringan dengan skala detail baik secara kualitatif dan kuantitatif perlu dilakukan lagi untuk menemukan perkembangan metode yang tepat dalam melakukan analisis kajian kekeringan dari segi sosial.
Kata kunci: Bentuklahan; Daerah Aliran Sungai (DAS); Geomorfologi; Kerawanan; Kekeringan
Article Details
Authors who publish with the Media Komunikasi Geografi agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)
References
Acebes, P., Traba, J., Peco, B., Reus, M. L., Giannoni, S. M., & Malo, J. E. (2010). Abiotic gradients drive floristic composition and structure of plant communities in the Monte Desert. Revista Chilena de Historia Natural, 83(3), 395–407.
Bromley, J., Brouwer, J., Barker, A. P., Gaze, S. R., & Valentine, C. (2018). The Role Of Surface Water Redistribution In An Area Of Patterned Vegetation In A Semi-arid Environment, South-west Niger. Journal of Hidrology, 198, 1–29.
Budiarta, I. G. (2014). Analisa Kemampuan Lahan untuk Arahan Penggunaan LahanPAda Lereng Timur Laut Gunung Agung Kabupaten Karangasem. Media Komunikasi Geografi, 15(1), 19–31.
Dibyosaputro, S. (2001). Survei dan Pemetaan Geomorfologi. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
El-Keblawy, A., Abdelfattah, M. A., & Khedr, A. (2015). Relationships between Landforms, Soil Characteristics and Dominant Xerophytes In The Hyper-arid Northern United Arab Emirates. Journal of Arid Environment, 117, 28–36.
Hadi, A. P. (2012). Penentuan Tingkat Kekeringan Berbasis Analisa Citra Aster dan Sistem Informasi Geografis. Majalah Geografi Indonesia, 26(1), 01–26.
Liu, W. ., & Kogan, F. N. (1996). Monitoring Regional Drought Using the Vegetation Condition Index. International Journal of Remote Sensing, 17, 2761-27–82.
Masruroh, H., Sartohadi, J., & Setiawan, M. A. (2016). Membangun Metode Identifikasi Longsor Berbasis Foto Udara Format Kecil di DAS Bompon, Magelang, Jawa Tengah. Majalah Geografi Indonesia, 30(2), 169–181.
Mishra, A., & Singh, V. (2010). A Riview of Drough Concept. Journal of Hidrology, 391(1–2), 202–216.
Purnomo, A. (2016). Geografi Fisik. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Puspitorukmin, A. (2013). Kajian Geomorfologi untuk Analisis Potensi Kekeringan Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.
Raharjo, P. D. (2010). Teknik Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Identifikasi Potensi Kekeringan. Makara Teknologi, 14(2), 97–105.
Sadri, S., & Burn, D. . (2012). Nonparametric Methods for Drought Severity Estimation at Ungauged Sites. Water Resources Management, 48, 12–25.
Sutikno. (1989). Kajian Bentuklahan Untuk Permintakatan Sistem Penyediaan Air Bersih di DAS Serang Kulonprogo. Universitas Gadjah Mada.
Wang, A., Lettenmaier, D. P., & Sheffield, J. (2011). Soil Moisture Drought in China, 1950–2006. Journal of Climate, 24, 3257–3271.