Pemahaman Budaya Maritim Masyarakat Pantai Depok Kabupaten Bantul
Main Article Content
Abstract
Kabupaten Bantul memiliki panjang garis pantai mencapai 17 km. Potensi perikanan yang ada di Pantai Depok tidak didukung kondisi geografi Pantai Selatan, sehingga pemanfaatan sumberdaya pesisir belum optimal. Mindset agraris yang mendarah daging dalam masyarakat juga menjadi salah satu faktor lemahnya pemanfaatan potensi laut khususnya perikanan tangkap, hal tersebut terbukti terjadi penurunan jumlah nelayan di Pantai Depok pada tahun 2018. Oleh karena itu pada penelitian ini mengeksplorasi pemahaman budaya maritim yang ada di Pantai Depok. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui indepth interview kepada masyarakat, pemerintah dan akademisi. Teori budaya maritim yang ditemukan di Pantai Depok merupakan suatu bentuk hasil interaksi masyarakat dengan laut yang didalamnya terdapat aktivitas yang mengarah kepada ekonomi pesisir, tradisi, strategi penghidupan dan kohesi sosial yang sudah memanfaatkan beberapa teknologi dengan dukungan dari institusi. Aktivitas budaya maritim yang telah terbentuk tidak terlepas dari waktu lampau atau sejarah masa lalu yang akan terus menerus berkembang seiring berjalannya waktu. Proses budaya maritim yang terus berjalan juga tidak luput dari beberapa hambatan yang dihadapi masyarakat yaitu kondisi fisik alamiah Pantai Depok yang tidak menguntungkan dan keterbatasan regenerasi nelayan.
Kata kunci : Pemahaman Masyarakat; Budaya Maritim; Pantai DepokArticle Details
Authors who publish with the Media Komunikasi Geografi agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)
References
Ambariyanto, & Denny, N. S. (2012). Kajian Pembangunan Desa Pesisir Tangguh di Kota Semarang. Jurnal Riptek, 6(2), 120–131.
Apridar. (2011). Ekonomi Kelautan dan Pesisir. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ardiwidjaja, R. (2016). Pelestarian Warisan Budaya Bahari: Daya Tarik Kapal Tradisional Sebagai Kapal Wisata. Majalah Arkeologi, 25(1), 65–74.
Christiawan, P. I. (2018). Cultural Landscape : A Bridge Between Deforestation And Local Community ? Journal of Landscape Ecology, 11(2), 77–87. https://doi.org/10.2478/jlecol-2018-0008
Christiawan, P. I., & Budiarta, I. G. (2017). Entitas Permukiman Kumuh Di Wilayah Pesisir. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 6(2), 178–187.
Fabianto, M. D., & Berhitu, P. T. (2014). Konsep Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu dan Berkelanjutan yang Berbasis Masyarakat. Jurnal Teknologi, 11(2), 113–125.
Hidayat, N., & Akbar, F. H. (2017). Perjuangan Masyarakat Paseban Dalam Menjaga Kelestarian Pesisir Ujung Barat Kabupaten Jember. Media Komunikasi Geografi, 18(1), 77–90.
Lampe, M. (2012). Bugis–Makassar Seamanship And Reproduction Of Maritime Cultural Values In Indonesia. Jurnal Humaniora, 24(2), 101–111.
Lasabuda, R. (2013). Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan dalam Perspektif Negara Kepulauan Republik Indonesia. Jurnal Platax, 1(2), 140–150.
Mulyadi, Y. (2016). Kemaritiman, Jalur Rempah dan Warisan Budaya Bahari Nusantara. Universitas Hasanuddin.
Rijanta, R. (2006). Rural Diversification in Yogyakarta Special Province: A Study on Spatial Pattern, Determinats and the Consequences of Rural Diversification the Livelihood of Rural Household. Universitas Gadjah Mada.
Tinambunan, H. S. R. (2016). Pemberdayaan Masyarakat Desa Pesisir Melalui Penguatan Budaya Maritim Dalam Menghadapi Pasar Bebas Masyarakat Ekonomi Asean. Fiat Justisia Journal of Law, 10(1), 15–33.
Trimulyono, A., & Santosa, A. W. B. (2014). Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Di Kabupaten Batang Jawa Tengah Melalui Pengembangan Industri Galangan Kapal Tradisional. Kapal, 11(1), 33–39.
Wahyuni, M. A. (2017). Studi Kemitraan Desa Adat Dengan Pelaku Usaha Wisata Untuk Pengembangan Ekowisata Lovina Di Kabupaten Buleleng. Media Komunikasi Geografi, 18(1), 14–23.
Wahyuningtyas, N., Purnomo, A., & Nurul Ratnawati, N. (2017). Strategi Penghidupan Ekonomi Berkelanjutan Kaum Perempuan Rumah Tangga Petani Desa Pandansari Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Pasca Erupsi Gunungapi Kelud Tahun 2014. Media Komunikasi Geografi, 18(2), 91–106.
Wesnawa, I. G. A., Christiawan, P. I., Sudarmawan, A., & Sulindawati, L. G. E. (2017). Membangun Kompetensi Nelayan Dalam Industri Kelautan. International Journal of Community Service Learning, 1(3), 127–132.