Kearifan Lokal (Ruwat Petirtaan Jolotundo) dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup
Main Article Content
Abstract
Kekayaan alam Indonesia harus dijaga keberadaannya sebagai sumber kehidupan manusia. Tetapi saat ini banyak terjadi kerusakan lingkungan hidup di Indonesia akibat ulah manusia. Lingkungan hidup yang memberikan penghidupan justru menjadi ancaman untuk masyarakat karena kerusakannya. Beberapa kelompok masyarakat daerah ada yang terus berupaya menjaga lingkungan hidup mereka, salah satunya melalui kearifan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak kearifan lokal Ruwat Petirtaan Jolotundo pada kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam, observasi partisipasi, dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Seloliman Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan, diawali dari persiapan, studi pendahuluan, wawancara, observasi serta mengikuti kegiatan Ruwat, hingga pengolahan dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ruwat Petirtaan Jolotundo memberikan dampak yang baik terhadap kelestarian sumber air, flora dan fauna di kawasan Jolotundo. Sumber air sangat terjaga kuantitas dan kualitasnya, tumbuhan pinus, mahoni, sengon, jati dan fauna seperti kera,anjing liar, dan babi hutan (celeng) dengan mudah dapat ditemukan. Ruwat Jolotundo mampu menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Kearifan lokal ini harus dijaga dan diturunkan kepada anak cucu sebagai penerus bangsa agar lingkungan kita tetap terjaga. Penelitian ini dapat dikembangkan pada tema urgensi Ruwat atau kearifan lokal sebagai alternatif menjaga lingkungan hidup.
Article Details
Authors who publish with the Media Komunikasi Geografi agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)
References
Achal, V., Mukherjee, A., & Zhang, Q. (2016). Unearthing ecological wisdom from natural habitats and its ramifications on development of biocement and sustainable cities. Landscape and Urban Planning, 155, 61–68. https: //doi.org/10.1016/j.landurbplan.2016.04.013
Anggraini, P. (2018). Mitos Sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan (Sebuah Kajian Kritik Lingkungan Dalam Novel Sebuah Wilayah Yang Tidak Ada Dalam Google Earth Karya Pandu Hamzah). Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra halaman 313–323.
Badan Pusat Statistik Indonesia. (2020). Statistik Lingkungan Hidup Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mojokerto. (2018). Kecamatan Trawas dalam Angka. Mojoketo: BPS Kabupaten Mojokerto.
Daniah. (2018). Kearifan Lokal (Local Wisdom) Sebagai Basis Pendidikan Karakter. UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh.
Dharmawibawa, I. D. (2019). Kearifan Lokal Masyarakat Desa Seloto dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Di Danau Lebo. Jurnal Abdi Masyarakat, 1(1), 1–5.
Hariadi, U., Suratman, S., Gunawan, T., & Armawi, A. (2020). Kearifan Lokal Komunitas Sebagai Modal Sosial alam Manajemen Bencana Alam. Majalah Geografi Indonesia, 33(2). https: //doi.org/10.22146/mgi.48548
Hartoyo, G. (2016). Ruwat Sumber Petirtaan Jolotundo. Surabaya: Yayasan Damar Abang Dawala.
Kakoty, S. (2018). Ecology, sustainability and traditional wisdom. Journal of Cleaner Production, 172, 3215–3224. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2017.11.036
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. (2018). Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia 2017. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
Kristiyanto, E. N. (2017). Kedudukan Kearifan Lokal dan Peranan Masyarakat dalam Penataan Ruang di Daerah (Local Wisdom Position and Role of Society in Spatial Planning in the Region). Rechts Vinding, 6(2), 159–177.
Mardikantoro, H. B. (2016). Satuan Lingual Pengungkap Kearifan Lokal Dalam Pelestarian Lingkungan. Bahasa Dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni Dan Pengajarannya, 44(1), 047–059. https://doi.org/10.17977/um015v44i12016p047
Maridi. (2015). Mengangkat Budaya dan Kearifan Lokal dalam Sistem Konservasi Tanah dan Air Using Culture and Local Wisdom in Soil and Water Conservation. Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi UNS, Surakarta, 1, 20–39.
Mas’ud, A. (2019). Kesakralan Air Candi Jolotundo (Thesis). Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Mawaddahni, S. (2017). Filosofi Hidup sebagai Wujud Kearifan Lokal Masyarakat Adat Kasepuhan Sinar Resmi. Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal, 9(2). https://doi.org/10.26905/lw.v9i2.1976
Nasution, P. (2018). “Wase Glee”: Dari Kearifan Hingga Kenaifan Lokal Para Peramu Hasil Hutan di Aceh. Indonesian Journal of Anthropology, 2(1). https: //doi.org/10.24198/umbara.v2i1.15672
Niman, E. M. (2019). Kearifan Lokal dan Upaya Pelestarian Lingkungan Alam. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Missio, 11(1), 91–106.
Pratiknyo, P. (2016). Teknologi Mineral. Jurnal Ilmu Kebumian Teknologi Mineral, 28(1), 27–39.
Puspita, I., Ibrahim, L., & Hartono, D. (2016). Penurunan Kualitas Air Sungai Karang Anyar Kota Tarakan (Influence of The Behavior of Citizens Residing in Riverbanks to The Decrease of Water Quality in The River of Karang Anyar Tarakan City). Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 23(2), 249–258.
Putri, F. R. D., Satria, A., & Saharuddin, S. (2020). Pengelolaan berbasis Masyarakat Sasi Laut Folley dan Dinamika Pengelolaan Berbasis Masyarakat. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 10(1), 111–123. https://doi.org/10.29244/jpsl.10.1.111-123
Reza, M., & Hidayati, A. N. (2017). Karifan Lokal Suku Sasak dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Desa Lenek Daya , Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur. Spectra, 15(30), 1–14.
Rosaliza, M. (2015). Wawancara, Sebuah Interaksi Komunikasi Dalam Penelitian Kualitatif. In Jurnal Ilmu Budaya (Vol. 11, Issue 2, pp. 71–79). https: //doi.org/10.31849/jib.v11i2.1099
Schwann, A. (2018). Ecological wisdom: Reclaiming the cultural landscape of the Okanagan Valley. Journal of Urban Management, 7(3), 172–180. https: //doi.org/10.1016/j.jum.2018.05.004
Seprianto, D., Suminar, P., & Nopianti, H. (2019). Bukit Larangan: Prinsip KonservasI Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal (Studi Kasus Desa Aur Gading Kecamatan Kerkap, Kabupaten Bengkulu Utara). Jurnal Sosiologi Nusantara, 3(1), 37–45. https: //doi.org/10.33369/jsn.3.1.37-45
Sinapoy, M. S. (2018). Kearifan Lokal Masyarakat Adat Suku Moronene dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Halu Oleo Law Review, 2(2), 513. https://doi.org/10.33561/holrev.v2i2.4513
Sudarsana, I. K. (2017). Konsep Pelestarian Lingkungan Dalam Upacara Tumpek Wariga Sebagai Media Pendidikan Bagi Masyarakat Hindu Bali. Religious: Jurnal Studi Agama-Agama Dan Lintas Budaya, 2(1), 1. https: //doi.org/10.15575/rjsalb.v2i1.1934
Sufia, R., Sumarmi, & Amirudin, A. (2016). Kearifan Lokal Dalam Melestarikan Lingkungan Hidup (Studi Kasus Masyarakat Adat Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi). Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 1(4), 726–731. https://doi.org/10.17977/JP.V1I4.6234
Surata, I., Gata, I., & Sudiana, I. (2015). Studi Etnobotanik Tanaman Upacara Hindu Bali sebagai Upaya Pelestarian Kearifan Lokal. Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies), 5(2), 265–284.
Suyatman, U. (2018). Teologi Lingkungan dalam Kearifan Lokal Masyarakat Sunda. Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam, 15(1), 77–88. https: //doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v15i1.3037
Swandi, I. W. (2017). Kearifan lokal Bali untuk pelestarian alam: Kajian wacana kartun-kartun majalah “Bog-Bog.” Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies), 7(2), 229. https://doi.org/10.24843/jkb.2017.v07.i02.p12
Syarif, E. (2017). Pengelolaan Lingkungan dalam Perspektif Kearifan Lokal Masyarakat Adat Karampuang Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Jurnal Sainsmat VI(2), 49–56.
Thamrin, H. (2017). Aspek kearifan lokal dalam pelestarian lingkungan. Al-Fikra, 16(2).
Uar, N. D., Murti, S. H., & Hadisusanto, S. (2016). Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia pada ekosistem terumbu karang. Majalah Geografi Indonesia 8(3), 6–10.
Ulum, M., Hardiyati, K., & Irfan, I. (2019). Lombe, sebagai upaya konservasi kerbau Pulau Kangean Kabupaten Sumenep. Jurnal Pendidikan Geografi, 24(1), 11–10. https: //doi.org/10.17977/um017v24i12019p001
Vitasurya, V. R. (2016). Local Wisdom for Sustainable Development of Rural Tourism, Case on Kalibiru and Lopati Village, Province of Daerah Istimewa Yogyakarta. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 216(October 2015), 97–108. https: //doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.12.014
Zhang, L., Yang, Z., Voinov, A., & Gao, S. (2016). Nature-inspired stormwater management practice: The ecological wisdom underlying the Tuanchen drainage system in Beijing, China and its contemporary relevance. Landscape and Urban Planning, 155, 11–20. https: //doi.org/10.1016/j.landurbplan.2016.06.015