Analisis Pola Spasial Lokasi Redistribusi Tanah di Kabupaten Pasaman Barat
Main Article Content
Abstract
Kabupaten Pasaman Barat telah mengimplementasikan program redistribusi tanah dan mendorong agar sertipikat dapat digunakan sebagai agunan. Sertipikat redistribusi tanah tahun 2009 - 2018 yang diagunkan sebanyak 871 bidang (7,79 %) dan Kabupaten Pasaman Barat saat ini berada pada posisi keempat jumlah penduduk miskin terbanyak di Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola spasial lokasi sertipikat redistribusi tanah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks Moran, LISA, G Statistik dan ANN. Lokasi yang diagunkan dan belum diagunkan memiliki autokorelasi spasial dengan nilai indeks Moran masing-masing 0,39 dan 0,43, ini menunjukkan ada autokorelasi spasial positif. Lokasi redistribusi tanah yang telah diagunkan maupun yang belum diagunkan memiliki sebaran yang mengelompok dengan nilai ANN masing-masing 0,32 dan 0,37.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with the Media Komunikasi Geografi agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)
References
Banerjee, S. (2004). Hierarchical Modeling and Analysis for Spatial Data. Boca Raton: Chapman and Hall/CRC.
Hernawati, R., & Ardiansyah, M.Y. (2017). Analisis Pola Spasial Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Bandung Menggunakan Indeks Moran. J. Rekayasa Hijau. 1(3):221–232.
Lina T.N., Sediyono, E., Prasetyo, S. Y. J. (2017). Analisis Pemanfaatan Kawasan Wilayah Pesisir Menggunakan Local Indicators of Spatial Association (LISA). J. Simetris. 8(2):781–790.
Marinda, R. R. P., Sitorus, S., & Pribadi, D. O. (2020). Analisis Pola Spasial Persebaran Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Karawang. J.Geogr. 12(02):161. doi:10.24114/jg.v12i02.17646.
Nirwansyah, A. W., Utami, M., Suwarno, S., & Hidayatullah, T. (2015). Analisis Pola Sebaran Kejadian Longsor lahan di Kecamatan Somagede dengan Sistem Informasi Geografis. Geoplanning J. Geomatics Plan. 2(1):1–9. doi:10.14710/geoplanning.2.1.1-9.
Nisa, E. K. (2012). Identifikasi Spatial Pattern dan Spatial Autocorrelation pada Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat Tahun 2012. J. At-Taqaddum. 9(2):202-206.
Purnamasari, L., & Hutagalung, S. S. (2012). Reformasi Agraria Nasional (Studi Kasus Program Redistribusi Tanah di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010 - 2011). J. Ilm. Adm. Publik dan Pembang. 3(2):554–569.
Retno, D., Saputro, S., & Widyaningsih, P. (2018). Proporsionalitas Autokorelasi Spasial Dengan Indeks Global (Indeks Moran) Dan Indeks Lokal (Local Indicator of Spatial Association/Lisa). KNPMP. III.
Sugiyanto, Siregar, H., & Soetarto, E. (2008). Analisis Dampak Pendaftaran Tanah Sistematik Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kota Depok. J. Manaj. dan Agribisnis. 5(2):64–72.
Waryanta. (2016). Reforma Agraria: Momentum Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Kecil dalam Mendukung Ketahanan Pangan. BHUMI. J.Agrar.danPertanah. 2(2):179. doi:10.31292/jb.v2i2.69.
Yuriantari, N. P., Hayati, M. N., & Wahyuningsih, S. (2017). Analisis Autokorelasi Spasialtitik Panas Di Kalimantan Timur Menggunakan Indeks Moran dan Local Indicator Of Spatial Autocorrelation (LISA). Eksponensial. 8:63–70.