Media Komunikasi Geografi
https://ejournal.undiksha.ac.id./index.php/MKG
<div><hr noshade="noshade" size="2" width="100%" /></div><div> </div><table class="data" width="100%"><tbody><tr valign="top"><td width="20%">Journal title</td><td width="80%"><strong>Media Komunikasi Geografi</strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Initials</td><td width="80%"><strong>MKG</strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Abbreviation</td><td width="80%"><strong>Media Komun. Geogr.</strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Frequency</td><td width="80%"><strong>Two issues per year </strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">DOI</td><td width="80%"><strong>prefix 10.23887/mkg</strong><strong><br /></strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Print ISSN</td><td width="80%"><a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1180434444&1&&" target="_blank"><strong>0216-8138</strong></a></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Online ISSN</td><td width="80%"><strong><a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2580-0183" target="_blank">2580-0183</a></strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Editor-in-chief</td><td width="80%"><a href="https://scholar.google.co.id/citations?user=IjpbTDMAAAAJ&hl=en" target="_blank"><strong>Putu Indra Christiawan</strong></a></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Publisher</td><td width="80%"><a href="https://undiksha.ac.id/" target="_blank"><strong>Universitas Pendidikan Ganesha</strong></a></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Organizer</td><td width="80%"><a href="http://fhis.undiksha.ac.id/" target="_blank"><strong>Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial</strong></a></td></tr></tbody></table><div><div> </div><div><hr noshade="noshade" size="2" width="100%" /></div></div><p>Media Komunikasi Geografi (MKG) or Geography Communication Media is a journal managed by the Department of Geography Education.<br />Entering 2013, MKG acquired printed <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1180434444&1&&" target="_blank"><strong>ISSN 0216-8138</strong></a> and online <strong><a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2580-0183" target="_blank">ISSN 2580-0183</a></strong>, and also published in E-journal format. MKG is published twice a year in <strong>June</strong> and <strong>December</strong> by the Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial (FHIS) Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) in collaboration with Ikatan Geograf Indonesia (IGI). Articles published in MKG are generated from double-blind reviews</p>Universitas Pendidikan Ganeshaen-USMedia Komunikasi Geografi0216-8138<p>Authors who publish with the <strong>Media Komunikasi Geografi</strong><strong> </strong>agree to the following terms:</p><ol><li>Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a <a href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0)</a> that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal. </li><li>Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.</li><li>Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See <a href="http://opcit.eprints.org/oacitation-biblio.html">The Effect of Open Access</a>)</li></ol>Pola Spasial Pemanfaatan Lahan Pertanian di Kapanewon Patuk Kabupaten Gunungkidul
https://ejournal.undiksha.ac.id./index.php/MKG/article/view/68061
<p>Persebaran lahan di Kapanewon Patuk dipengaruhi oleh topografi perbukitan sehingga pemanfaatan lahan pertanian beragam dan akan menggambarkan suatu pola. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran spasial jenis lahan pertanian dan menganalisis karakteristik jenis komoditas, pola tanam, frekuensi tanam, dan sumber air yang dimanfaatkan pada lahan pertanian Kapanewon Patuk. Identifikasi jenis penggunaan lahan dilakukan dari hasil delineasi citra satelit dan dianalisis autokorelasi spasial menggunakan nilai indeks moran’s I. Selanjutnya, setiap jenis lahan pertanian akan dianalisis karakteristik pemanfatannya, mencakup komoditas tanam, pola tanam, frekuensi tanam, dan sumber air. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan lahan di Kapanewon Patuk di dominasi oleh lahan kebun campuran (57,05%). Selain itu, hasil autokorelasi spasial menunjukan bahwa pola persebaran lahan pertanian di Kapanewon Patuk adalah menyebar acak untuk lahan kebun campuran dan sawah serta pola mengelompok untuk lahan tegalan dan perkebunan. Pemanfaatan lahan sawah dengan komoditas padi memiliki pola tanam padi-padi-padi dan frekunesi tanam mencapai 3 kali tanam. Lahan tegalan dengan komoditas palawija memiliki pola palawija-palawija-bera sehingga frekuensi tanam mencapai 2 kali tanam. Sementara itu, lahan kebun campuran yang paling dominan di Kapanewon Patuk memiliki pemanfaatan untuk tanaman berkayu dan MPTS dengan pola agroforesti. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menganalisis jumlah produksi tanaman agar petani dapat memanfaatkan lahan pertanian secara optimal.</p>Erlita Nur'aini WidiastutiSudrajat Sudrajat
Copyright (c) 2024 Erlita Nur'aini Widiastuti, Sudrajat
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-012024-06-01251012010.23887/mkg.v25i1.68061Analisis Perkembangan Desa Ditinjau dari Sosial Budaya di Gampong Kajhu
https://ejournal.undiksha.ac.id./index.php/MKG/article/view/68445
<p>Desa adalah basis utama dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan sosial sehingga perkembangan desa menjadi aspek yang sangat penting untuk memperkuat fondasi pembangunan Indonesia. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat perkembangan <em>Gampong </em>Kajhu dilihat dari 10 indikator perkembangan desa yang berpengaruh pada perubahan kehidupan sosial budaya masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan teknik dokumenter dan wawancara tidak langsung. Teknik analisa data menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan analisis data sekunder dari data BPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan desa dipengaruhi oleh kemajemukan penduduk yang tinggal di desa ini. Berdasarkan 10 indikator pekembangan desa terdapat 4 indikator termasuk desa swakarya yaitu adat-istiadat, pengelolaan sarana dan prasarana, pendidikan, dan penerapan teknologi. Sedangkan 6 indikator lainnya menunjukkan <em>gampong </em>tersebut sebagai desa swasembada, diantaranya mata pencaharian yang beragam, tingkat kemampuan mengelola administrasi pemerintahan desa sudah baik, terdapat 8 lembaga desa dan sarana yang memadai, sistem pemerintahan yang sudah teratur dan terarah, serta memiliki hasil produksi mencapai > 100 juta rupiah per tahun. Hal ini didukung oleh nilai Indeks Desa Membangun (IDM) <em>Gampong Kajhu </em>sebesar 0,8597 yang tergolong desa mandiri. Pengelolaan dana desa dan kerjasama yang baik antara pemerintah daerah dengan pemerintah <em>gampong </em>dapat dilakukan untuk memaksimalkan perkembangan potensi desa dan mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah disekitarnya.</p>Cut Vita Rajiatul JummiNadiya RiskaHusna Diah
Copyright (c) 2024 Cut Vita Rajiatul Jummi, Nadiya Riska, Husna Diah
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-012024-06-01251213810.23887/mkg.v25i1.68445Habitat Risk Assessment Ekosistem Pesisir dan Habitat Penyu Hijau di Ujung Genteng Kabupaten Sukabumi
https://ejournal.undiksha.ac.id./index.php/MKG/article/view/69146
<p>Wilayah pesisir memiliki ekosistem penting yang bernilai tinggi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Kompetisi aktivitas di wilayah pesisir jika dibiarkan dapat menyebabkan konflik, kerusakan dan penurunan kualitas ekosistem dan habitat pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk megidentifikasi area ekosistem dan habitat penyu hijau yang beresiko terdampak aktivitas manusia di Ujung Genteng Kabupaten Sukabumi. Pendekatan yang digunakan adalah dengan model InVest (<em>Integrated Valuation of Ecosystem Services and Tradeoffs</em>) yaitu <em>Habitat Risk Assessment</em>. <em>Habitat Risk Assessment</em> dapat membantu memberikan rekomendasi bagi para pengambil kebijakan untuk menentukan area prioritas yang perlu dilindungi atau sebaliknya dikembangkan secara ekonomi, serta menentukan strategi yang tepat dalam pengelolaan pesisir dan laut. Berdasarkan hasil analisis, teridentifikasi bahwa habitat penyu hijau merupakan habitat yang memiliki resiko paling tinggi terdampak dari aktivitas manusia di Ujung Genteng Kabupaten Sukabumi. Total luasan habitat penyu hijau di area pantai yang memiliki resiko sangat tinggi dan tinggi masing – masing sebesar 26,43% dan 31,80% dari total luasan habitat penyu hijau. Ekosistem lamun memiliki resiko paling rendah terdampak aktivitas manusia, dinyatakan dengan persentase resiko sangat rendah paling besar dibandingkan ekosistem lainnya, yaitu 27,76% dan persentase resiko rendah sebesar 22,30% dari total luasan ekosistem lamun. Aktivitas manusia yang dominan memberikan resiko terhadap kerusakan dan keberlanjutan ekosistem pesisir dan habitat penyu hijau di Ujung Genteng mencakup penangkapan benur lobster, wisata pesisir, <em>surfing</em>, dan ekowisata. Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya perencanaan ruang pesisir dan laut yang tepat, khususnya terkait pengaturan ketentuan aktivitas di pesisir dan laut agar ekositem dan habitat penyu hijau di Ujung Genteng Kabupaten Sukabumi tetap terjaga keberlanjutannya.</p>Lia KusumawatiRayuna HandawatiRidho AgusmanAmelia Putri Maulana
Copyright (c) 2024 Lia Kusumawati, Rayuna Handawati, Ridho Agusman, Amelia Putri Maulana
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-012024-06-01251395210.23887/mkg.v25i1.69146Analisis Sebaran Tingkat Kelembapan Tanah terhadap Lahan Sawah di Kabupaten Pati Menggunakan Citra Landsat 8 dan 9
https://ejournal.undiksha.ac.id./index.php/MKG/article/view/70058
<p>Informasi kelembapan tanah sangat penting karena berkaitan dengan optimalisasi penggunaan lahan sawah yang dapat berdampak pada aktivitas bercocok tanam. Lahan sawah Kabupaten Pati tersebar pada wilayah dataran tinggi, dataran rendah, dan daerah dekat dengan pesisir yang menunjukkan tingkat kelembapan tanah berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah melihat sejauh mana identifikasi kelembapan tanah menggunakan citra dan bagaimana sebaran kelembapan tanah pada lahan sawah di Kabupaten Pati. Pendugaan kondisi kelembapan tanah menggunakan algoritma <em>Normalized Difference Moisture Index </em>(NDMI) dengan memanfaatkan gelombang NIR (<em>Near Infrared</em>) dan SWIR (<em>Shortwave Infrared</em>). Hasil pengolahan citra menunjukkan tingkat kelembapan tanah di Kabupaten Pati selalu kering di Pati bagian selatan pada musim kemarau di mana sesuai dengan faktor yang memengaruhi yaitu jarak dari sungai serta curah hujan yang ada. Dilakukan validasi lapangan dengan <em>hygrometer</em> sebanyak 83 dari 84 titik sesuai dengan kondisi kelembapan tanah sebenarnya. Hasil regresi linier sederhana diperoleh koefisien determinasi (<em>Multiple R-Squared</em>) sebesar 72%, sehingga algoritma NDMI dapat digunakan mendeteksi kelembapan tanah dalam lahan sawah. Perlu diperhatikan tekait waktu penelitian tidak hanya pada musim kemarau saja dan menyesuaikan kalender tanam pada lahan sawah.</p>Izzah Zakiyatur RahmahYudo PrasetyoNurhadi Bashit
Copyright (c) 2024 Izzah Zakiyatur Rahmah, Yudo Prasetyo, Nurhadi Bashit
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-012024-06-01251536510.23887/mkg.v25i1.70058Kajian Ketelitian Ekstraksi Otomatis Atap Bangunan Hasil Foto Udara (Studi Kasus Perumahan Gedang Asri Baru, Semarang)
https://ejournal.undiksha.ac.id./index.php/MKG/article/view/70181
<p>Pekerjaan ekstraksi bangunan masih didominasi oleh metode konvensional yang memakan waktu lama, sehingga penting untuk menjelajahi metode alternatif yang cepat dan akurat untuk menyelesaikan tugas ini. Penelitian ini menyajikan investigasi terhadap metode cepat dan akurat untuk ekstraksi bangunan secara otomatis di kawasan permukiman. Metode ini memanfaatkan citra ortomosaik sebagai dasar klasifikasi ekstraksi bangunan. Klasifikasi berbasis objek (OBIA) di dalam eCognition digunakan dengan melakukan segmentasi metode multiresolusi untuk mencapai hasil yang optimal. Akurasi klasifikasi berbasis OBIA diuji secara geometris terhadap representasi digital dari desain atap rumah yang ada berdasarkan survei lapangan dengan metode RTK. Hasil penelitian menunjukkan akurasi ekstraksi otomatis sebesar 87%, memenuhi standar ketepatan yang ditetapkan oleh Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 15 Tahun 2014 untuk bangunan, yaitu 85%. Ekstraksi otomatis menggunakan OBIA dapat menjadi alternatif yang efektif untuk ekstraksi bangunan. Penelitian mendatang dapat meningkatkan variabel OBIA dengan data resolusi tinggi atau LiDAR untuk meningkatkan lagi akurasi ekstraksi dan memperluas cakupan penelitian.</p>Firdaus Mulya WardhanaYudo PrasetyoBandi Sasmito
Copyright (c) 2024 Firdaus Mulya Wardhana, Yudo Prasetyo, Bandi Sasmito
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-012024-06-01251668010.23887/mkg.v25i1.70181Adaptasi Rumah Panggung Kampung Mahmud terhadap Kondisi Geografis sebagai Mitigasi Bencana Gempa Bumi
https://ejournal.undiksha.ac.id./index.php/MKG/article/view/70228
<p>Sungai Citarum memiliki potensi sedimentasi yang tinggi sehingga dapat menimbulkan bahaya bencana hingga perubahan tata guna lahan. Salah satu bentuk adaptasi dan ketahanan budaya masyarakat di pinggiran DAS Citarum terjadi di Kampung Mahmud sebagai upaya adaptasi dan mitigasi bencana yang dilakukan terhadap keadaan lingkungannya dengan membangun rumah panggung. Pembangunan rumah panggung ini tak hanya menjadi mitigasi terhadap bencana gempa bumi, tetapi juga menjadi mitigasi terhadap bencana banjir pada wilayah yang memiliki sedimentasi tinggi. Penelitian ini dilakukan dengan rumusan untuk mengetahui bagaimana eksistensi kearifan lokal Kampung Mahmud dari awal mulanya hingga saat ini, dan mengetahui bagaimana hubungan dan keterkaitan antara kepercayaan masyarakat Kampung Mahmud dengan kondisi geografis serta nilai-nilai rumah panggung dengan mitigasi bencana. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode wawancara dan observasi lapangan. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukan bahwa Rumah Panggung tradisional bukan hanya mewarisi nilai budaya yang berakar dari Kerajaan Mataram dan kearifan lokal, tetapi memiliki peran besar sebagai solusi adaptasi terhadap karakter lingkungan, terutama pada tanah yang tidak stabil akibat sedimentasi yang tentunya ketika terjadi gempa bumi akan menghasilkan dampak yang lebih besar. Dengan menggarisbawahi aspek adaptasi terhadap kondisi tanah, penelitian ini dapat memberi pandangan baru sebagai landasan dari pengembangan bidang arsitektur tradisional pada keilmuan geografi.</p>Muhammad Zaky Bagus DrikniantoDelyana SalsabilaAgnes MeilaniMuhamad Shipa MaulanaSilmi Afina Aliyan
Copyright (c) 2024 Muhammad Zaky Bagus Driknianto, Delyana Salsabila, Agnes Meilani, Muhamad Shipa Maulana, Silmi Afina Aliyan
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-012024-06-01251819610.23887/mkg.v25i1.70228Monitoring Potensi Kekeringan di Kabupaten Grobogan Menggunakan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis
https://ejournal.undiksha.ac.id./index.php/MKG/article/view/70308
<p>Musim kemarau di Indonesia menyebabkan kekeringan di beberapa daerah seperti Kabupaten Grobogan yang pada tahun 2021 ditandai oleh kelangkaan air dan kekeringan wilayah pertanian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi kekeringan di wilayah Kabupaten Grobogan menggunakan penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan beberapa parameter seperti TVDI (<em>Temperature Vegetation Dryness Index</em>)<em>, </em>curah hujan, tutupan lahan, jenis tanah, hidrogeologi, dan jarak dari sungai dan irigasi. Setiap parameter tersebut dilakukan overlay, skoring, dan pembobotan yang menghasilkan peta potensi kekeringan dengan kelas rendah, sedang, dan tinggi. Penelitian ini menunjukkan pola dan sebaran potensi kekeringan dengan hasil potensi kekeringan di Grobogan didominasi oleh kelas sedang, pada tahun 2021 seluas 81% dan meningkat menjadi 82%. Pada tahun 2021, potensi kekeringan kelas tinggi seluas 4,02% meliputi sekitar Kecamatan Kedungjati dan Grobogan. Pada tahun 2022, potensi kekeringan kelas tinggi meningkat menjadi 7,08% meliputi sekitar Kecamatan Kedungjati dan Brati. Hasil tahun 2021 dan 2022 menunjukkan bahwa pola persebaran potensi kekeringan dengan kelas tinggi berada di bagian Barat dan Utara Grobogan. Hasil potensi kekeringan yang diperoleh dilakukan proses validasi lapangan dan didapatkan tingkat akurasi pada tahun 2021 dan 2022 sebesar 89%.</p>Ulayya Nisrina FarahYudo PrasetyoNurhadi Bashit
Copyright (c) 2024 Ulayya Nisrina Farah, Yudo Prasetyo, Nurhadi Bashit
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-012024-06-012519711910.23887/mkg.v25i1.70308Perubahan Nama Jalan dan Konstruksi Identitas Kota: Sebuah Tinjauan Analitis
https://ejournal.undiksha.ac.id./index.php/MKG/article/view/70922
<p>Kota sebagai satuan pemukiman yang paling cepat mengalami perubahan. Seiring perkembangan kota, salah satu unsur yang sering mengalami perubahan yaitu jalan. Perubahan jalan dapat berupa fisik maupun namanya. DKI Jakarta sebagai ibukota negara memiliki dinamika yang tinggi dan perkembangan yang pesat. Kota Yogyakarta merupakan kota tradisional Jawa penuh dengan filosofi dan keistimewaan. Perubahan nama jalan pada kedua kota ini merupakan hal yang menarik untuk dieksplorasi guna melihat kontruksi identitas kota. Melalui pendekatan studi toponim kritis, pemanfaatan SIG, dan data spasial temporal, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perkembangan identitas kota melalui perubahan nama jalan. Perubahan nama jalan perkotaan menunjukkan bagaimana elemen ideologis, sastra, ilmiah, dan sejarah masuk ke dalam ruang kota. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan pola perubahan nama jalan perkotaan dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan nama jalan perkotaan. Data mengenai perubahan nama jalan dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu peta sejarah, dokumen arsip, buku sejarah, dan wawancara. Wawancara dilakukan untuk memahami konteks perubahan nama jalan pada kondisi saat ini. Berdasarkan hasil analisis, pola perubahan nama jalan sesuai dengan karakteristik yang ditonjolkan pada suatu kota. Peristiwa titik balik besar seperti kemerdekaan memicu perubahan nama jalan yang paling dominan. Selain itu faktor sosial budaya pada masyarakat yaitu nilai yang dianut oleh masyarakat sebagai upaya untuk membentuk identitas kota.</p>Inggit Diah NovitaningrumHeri Sutanta
Copyright (c) 2024 Inggit Diah Novitaningrum, Heri Sutanta
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-012024-06-0125112013910.23887/mkg.v25i1.70922Kajian Ruang Terbuka Hijau dan Jenisnya di Kota Yogyakarta
https://ejournal.undiksha.ac.id./index.php/MKG/article/view/71632
<p>Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan komponen yang penting bagi sebuah kawasan perkotaan. RTH memiliki berbagai fungsi di antaranya fungsi ekonomi, biofisik, ekologis arsitektural, dan sosial, serta mengurangi beban emisi perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi luas RTH dan jenisnya di Kota Yogyakarta menurut UU No. 26 Tahun 2007 dan Permen PU No. 5 Tahun 2008. RTH terbagi menjadi 4 jenis yaitu RTH pekarangan, RTH taman dan hutan kota, RTH jalur hijau jalan, dan RTH dengan fungsi tertentu. Metode yang digunakan yakni ArcMap Image sebagai sumber data dan pengklasifikasi RTH dilakukan melalui deleniasi on screen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RTH di Kota Yogyakarta mempunyai luasan 18,6% dari luas keseluruhan Kota Yogyakarta. Persentase dari RTH berturut-turut adalah RTH pekarangan seluas 14,33%, RTH taman dan hutan kota seluas 1,24%, RTH sepanjang jalan seluas 1,54%, dan RTH dengan fungsi tertentu seluas 1,59%. Luasan RTH yang tersedia di Kota Yogyakarta masih berada di bawah standar sebesar 30%, sehingga diperlukan upaya baik dari pemerintah dan masyarakat untuk memperluas dan mempertahankan RTH yang ada.</p>Rifky Faisal AchmadFatih Akmal Al Ayyubi DharmonoBagus Nur HidayatTjahyo Nugroho Adji
Copyright (c) 2024 Rifky Faisal Achmad, Fatih Akmal Al Ayyubi Dharmono, Bagus Nur Hidayat, Tjahyo Nugroho Adji
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-012024-06-0125114014910.23887/mkg.v25i1.71632Analisis Curah Hujan Dominan Desa Ciputri: Risiko Bencana Hidroklimatologi
https://ejournal.undiksha.ac.id./index.php/MKG/article/view/73029
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola curah hujan dominan di Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jawa Barat, dengan pendekatan yang holistik. Melibatkan data curah hujan harian dari stasiun BMKG Pasir Sarongge selama periode 2010-2023 dan data reanalisis yang diambil melalui website POWER NASA. Penelitian ini juga akan menggali perspektif masyarakat setempat melalui wawancara langsung. Metode analisis spasial menggunakan ArcGIS akan diterapkan untuk memahami distribusi spasial curah hujan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa curah hujan dominan di daerah ini adalah hujan ringan sebesar 73,1%, sementara hujan sedang dan lebat masing-masing mencapai 11,5%. Selain itu, mayoritas warga mengalami dampak ekstrim dari hujan lebat, dan adanya perubahan pola cuaca, khususnya pada tahun 2023. Rekomendasi penelitian mencakup perhatian terhadap potensi peningkatan hujan ekstrim, pemahaman dampaknya terhadap masyarakat, serta perencanaan strategi adaptasi dan mitigasi bencana terkait cuaca ekstrim.</p>Yuningsih YuningsihMasita Dwi Mandini ManessaHafid Setiadi
Copyright (c) 2024 Yuningsih Yuningsih, Masita Dwi Mandini Manessa, Hafid Setiadi
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-012024-06-0125115016610.23887/mkg.v25i1.73029Pemetaan Tingkat Bahaya Erosi di Desa Ciputri
https://ejournal.undiksha.ac.id./index.php/MKG/article/view/73245
<p>Erosi tanah merupakan masalah serius yang dapat mengakibatkan penurunan produktivitas lahan pertanian dan berbagai dampak lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat bahaya erosi dan total erosi di Desa Ciputri. Berdasarkan hasil analisis, tingkat bahaya erosi di Desa Ciputri didominasi oleh kategori ringan dan sedang, dengan kategori sangat berat atau berat yang lebih sedikit, menunjukkan bahwa pengelolaan lahan di kawasan tersebut masih relatif baik dan ditandai dengan erosi yang minimal. Namun, perlu diingat bahwa risiko erosi tergolong sedang, sehingga pengelolaan lahan pada kategori ini memerlukan pengelolaan yang cermat, terutama pada lahan dengan kemiringan curam hingga sangat curam. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa nilai total erosi untuk Desa Ciputri adalah sebesar 26.115,99 ton/ha/th. Metode RUSLE (Revised Universal Soil Loss Equation) digunakan untuk memprediksi tingkat erosi, dan hasilnya dapat digunakan untuk identifikasi daerah kritis erosi serta pengembangan rekomendasi praktik konservasi tanah yang tepat. Penelitian ini memberikan informasi yang berguna bagi pengelolaan dan perencanaan penggunaan lahan lestari. Salah satu solusi yang disarankan adalah rehabilitasi kawasan kritis dengan menggunakan tanaman penutup tanah dan tanaman keras.</p>Rifnaldi Bergas AnggaraMasita Dwi Mandini ManessaHafid Setiadi
Copyright (c) 2024 Rifnaldi Bergas Anggara, Masita Dwi Mandini Manessa, Hafid Setiadi
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-012024-06-0125116717910.23887/mkg.v25i1.73245Nilai Wana Wisata Bedengan berdasarkan Perspektif Wisatawan dalam Mendukung Sustainable Tourism
https://ejournal.undiksha.ac.id./index.php/MKG/article/view/73832
<p>Wana Wisata Bedengan merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Malang yang memiliki keindahan alam berupa hutan dan sungai. Kunjungan wisatawan membawa dampak positif dan negatif. Dampak negatif merupakan ancaman dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis profil wisatawan dan nilai Wana Wisata Bedengan berdasarkan perspektif wisatawan. Metode penelitian, yaitu metode deskriptif kuantitatif menggunakan analisis statistik deskriptif dan skala likert. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner kepada 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil wisatawan Wana Wisata Bedengan didominasi oleh wisatawan berjenis kelamin perempuan dengan persentase sebanyak 53%, kelompok usia dewasa (20-44 tahun) sebanyak 72%, tingkat pendidikan SMA/SMK sebanyak 58%, jenis pekerjaan karyawan swasta dan pelajar atau mahasiswa sebanyak 39%, asal dari luar Malang Raya sebanyak 56%, memiliki tujuan jalan-jalan sebanyak 39%, dan lama waktu berkunjung sekitar 2-6 jam sebanyak 74%. Nilai Wana Wisata Bedengan berdasarkan perspektif wisatawan didominasi oleh nilai moral dan nilai estetika dengan skor 3,5 yang berarti “Penting-Sangat Penting”. Sedangkan nilai yang paling rendah, yaitu nilai ekonomi dengan skor 2,9 yang berarti “Kurang Penting-Penting”. Hal ini menunjukkan bahwa wisatawan memiliki perspektif positif yang dapat mendukung terwujudnya <em>sustainable tourism</em>.</p>Dini AtikawatiSri SudaryantiBunga Hidayati
Copyright (c) 2024 Dini Atikawati, Sri Sudaryanti, Bunga Hidayati
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-012024-06-0125118019310.23887/mkg.v25i1.73832Geotourism Contribution to Sustainable Develeopment in Ranah Minang Silokek Geopark Sijunjung District
https://ejournal.undiksha.ac.id./index.php/MKG/article/view/75003
<p><em>This paper aims to shed light on the significant contribution of tourism development in the geopark area, particularly through the concept of geotourism. The Ranah Minang Silokek geopark area in Sijunjung Regency is a treasure trove of attractions and developed destinations in geodiversity, biodiversity, and cultural diversity. While tourism, in general, can foster a sustainable life, cultural tourism, and cultural heritage can have a significant positive and negative impact on people's lives. Therefore, it is crucial to understand the extent of the contribution of sustainable tourism development through geotourism in Silokek Geopark. This research, conducted through qualitative methods and a narrative approach, aims to develop the objects in Silokek as geotourism based on sustainable tourism development. Data collection was carried out through interviews with management and the observation of geological objects and FGDs with stakeholders. Data analysis was done through a Stepwise Forward approach. The findings reveal that the development of geotourism can have a profound positive impact, not only supporting economic growth for the local community and government but also serving as a foundation for efforts to preserve and protect landscapes and geology, the main essence of the Silokek geopark. This research aims to shift the perspective that geotourism is the antithesis of mass tourism, and instead, highlight its contribution to the principles of geoparks (Unesco Global Geoparks Network).</em></p>Edi IndrizalAde IrwandiErmayanti ErmayantiIndah Sari RahmainiBenny Dwifa YuswirZefnihan AP
Copyright (c) 2024 Edi Indrizal, Ade Irwandi, Ermayanti Ermayanti; Indah Sari Rahmaini; Benny Dwifa Yuswir, Zefnihan AP
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-012024-06-0125119421310.23887/mkg.v25i1.75003Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat Pesisir Desa Bandangdaja terhadap Pemenuhan Air Bersih
https://ejournal.undiksha.ac.id./index.php/MKG/article/view/76029
<p>Kondisi ketersediaan air secara meteorologis di Desa Bandangdaja memiliki kondisi defisit (kekurangan) yang lebih besar dari surplus (kelebihan). Desa Bandangdaja berada di pesisir bagian utara Pulau Madura yang berada di atas formasi batugamping yang identik dengan ketersedian air tanah rendah hingga langka. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persepsi masyarakat tentang pemenuhan kebutuhan air bersih terutama dari air tanah. Metode kuantitatif digunakan dengan kuesioner kepada masyarakat di Desa Bandangdaja. Teknik pengambilan sampel menggunakan conveince sampling dengan mempertimbangkan kemudahan untuk dilakukan karena tidak memerlukan kerangka sampel dan seleksi responden yang rumit dan mampu mengumpulkan data dari berbagai jenis responden yang ditemui dengan pendekatan blok permukiman sebanyak 50 sampel. Analisis data menggunakan sebaran presentase, uji chi square, dan analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor jenis kelamin, tingkat pendidikan, kecukupan air, sumber air, kesulitan mendapatkan air saat musim kemarau tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan, faktor yang mempengaruhi persepsi air bersih yaitu adaptasi masyarakat pesisir, dimana pernah mengalami krisis air air terkait kondisi geografis, yang secara kondisi geologis berada di batuan dengan keterdapatan rendah hingga langka berupa daerah batugamping atas kapur, menghasilkan memiliki persepsi yang berbeda tentang air bersih dibandingkan dengan masyarakat yang tidak pernah mengalami keritisan air bersih. Hal ini menyebabkan masyarakat pesisir Desa Bandangdaja terbisa dengan kondisi keterbatasan sumber air dan mengembangkan strategi untuk pemenuhan air bersih berupa sumur dangkal, sumur bor, pembuatan jaringan air bersih.</p>Erik FebriartaAjeng LarasatiDyah Rahmawati HizbaronMuh Aris Marfai
Copyright (c) 2024 Erik Febriarta, Ajeng Larasati, Dyah Rahmawati Hizbaron, Muh Aris Marfai
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-012024-06-0125121422910.23887/mkg.v25i1.76029Analisis Spasio-Temporal Dampak Pembangunan Jalan Tol Depok-Antasari terhadap Perubahan Penggunaan Lahan Permukiman di Kelurahan Rangkapanjaya Baru
https://ejournal.undiksha.ac.id./index.php/MKG/article/view/76937
<p>Kota Depok, merupakan salah satu kota yang mengalami pertumbuhan pesat, pembangunan beberapa ruas Tol baru mempengaruhi laju perubahan lahan terbangun terutama permukiman di Kota Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi secara spatio-temporal dampak pembangunan jalan tol terhadap perubahan jumlah rumah di Depok dengan studi area Kelurahan Rangkapan Jaya Baru yang digunakan sebagai indikator potensial untuk memprediksi pertumbuhan penduduk. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan interpretasi visual bangunan rumah pada data citra satelit temporal yang tersedia di perangkat lunak Google Earth Pro. Analisis yang digunakan secara spasial, dan deskriptif untuk menjelaskan perubahan jumlah rumah dan pertumbuhan penduduk. Jumlah bangunan rumah dan estimasi penduduk tahun 2013, 2018 dan 2023 berturut-turut sebanyak 9.522, 9.901, 10.243 bangunan dan 38.088, 39.604, 40.972 jiwa, sejalan dengan tren data populasi dari Badan Pusat Statistik Kota Depok. Penelitian ini menunjukkann bahwa adanya pertumbuhan jumlah bangunan rumah dan jumlah penduduk seiring dengan pembangunan Jalan Tol Depok-Antasari.</p>Priyo SunandarAdi Wibowo
Copyright (c) 2024 Priyo Sunandar, Adi Wibowo
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-012024-06-0125123024210.23887/mkg.v25i1.76937Menentukan Jenis Bencana Prioritas pada Level Kabupaten: Studi Kasus Kabupaten Kulon Progo
https://ejournal.undiksha.ac.id./index.php/MKG/article/view/74329
<p>Indonesia adalah negara dengan variasi jenis ancaman bencana yang sangat beragam. Jenis bencana hidrometeorologis seperti banjir dan cuaca ekstrim adalah yang paling mendominasi. Pada level kabupaten/kota, jenis bencana hidrometeorologis tidak selalu menjadi yang dominan karena pengaruh faktor karakateristik lokal wilayah. Untuk mempersiapkan rencana aksi penanggulanangan bencana, maka tingkat urgensi penanganan bencana perlu untuk ditentukan, salah satunya melalui identifikasi jenis bencana prioritas. Penelitian ini bertujuan untuk mengenalkan langah penentuan bencana prioritas menggunakan metode matriks yang terdiri dari tiga variabel yaitu frekuensi bencana, jiwa terpapar, dan luas wilayah terdampak. Data dari InaRISK dan BPS (Badan Pusat Statistik) digunakan sebagai dasar untuk menghitung kelas dari setiap variabel tersebut. Kabupaten Kulon Progo dijadikan sebagai lokasi sampel kajian dalam penelitian ini. Dari hasil analisis, kabupaten ini memiliki dua jenis bencana prioritas, yaitu longsor dan banjir. Metode yang diusulkan ini adalah metode kualitatif yang cukup efektif dan cepat untuk menentukan jenis bencana prioritas di level kabupaten</p>Mukhamad Ngainul MalawaniFirdaus Alif RachmadanAriqonitahanif Putri RahimMuhammad Fikri HibatullahRenny Laksmita NingsihAldhila Gusta H. YogaTiara Handayani
Copyright (c) 2024 Mukhamad Ngainul Malawani, Firdaus Alif Rachmadan, Ariqonitahanif Putri Rahim, Muhammad Fikri Hibatullah, Renny Laksmita Ningsih, Aldhila Gusta H. Yoga, Tiara Handayani
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-132024-06-1325124325610.23887/mkg.v25i1.74329