KONSEP DAN MATRA KONSEPSI TOLERANSI DALAM PEMIKIRAN RAINER FORST
DOI:
https://doi.org/10.23887/jfi.v3i3.24895Kata Kunci:
toleransi, demokrasi, multikulturalisme, Rainer Forst, minoritas.Abstrak
Artikel ini mendiskusikan toleransi dalam konteks demokrasi dan tantangan multikulturalisme. Apakah toleransi terlalu lemah dan ditolak dalam demokrasi sebagaimana klaim umum pendukung multikultural? Ataukah konsepnya diterima hanya konsepsinya yang diperbaharui? Bagaimana relevansinya bagi agenda demokratisasi di Indonesia? Penulis berusaha menjawab pertanyaan tersebut menggunakan perspektif etika dan filsafat politik. Penulisan merujuk kepada sumber kepustakaan (bibliography research) dengan mengacu pada sumber primer pemikiran filsuf kontemporer Rainer Forst, yang menawarkan sebuah pendekatan kritis dan konseptual terhadap toleransi. Artikel ini mencakup tiga bagian: bagian pertama berusaha menjernihkan konsep toleransi dengan analisis konseptual terhadap toleransi. Konsep toleransi bersifat tunggal dan elementer, tetapi konsepsi atau interpretasi tentang toleransi itu dapat beragam sehingga mempengaruhi penerimaan terhadap toleransi. Bagian kedua meletakkan toleransi dalam konteks demokrasi multicultural yang memberi perhatian lebih pada kehadiran kelompok minoritas marginal dalam suatu komunitas. Penulis berargumen toleransi harus diterima sejauh dimaknai secara lebih mendalam setelah dibebaskan dari makna represif di dalamnya, dan menawarkan makna optimal yang lebih egaliter bahkan afirmatif. Bagian terakhir merupakan kontekstualisasi konsepsi toleransi sebagai “mutual-respect”dan “mutual-esteem” atau yang lebih progresif dari itu dalam konteks demokratisasi Indonesia, yang sedikit banyak mengacu pada hasil penelitian lapangan tentang dinamika pluralitas dan minoritas di PMB-LIPI tahun 2018.
Referensi
Balint, Peter (2017), Respecting Toleration: Traditional Liberalism & Contemporary Diversity. Oxford: Oxford University Press.
Blasi, Luca Di & Holzhey, Christoph F.E. (2014), The Power of Tolerance: A Debate Wendy Brown and Rainer Forst. New York: Columbia University.
Bruinessen, Martin Van (ed.) (2014). Islam Indonesia dalam Ancaman Fundamentalisme: Conservative Turn. Jakarta: Mizan.
Burhani, Ahmad Najib (2019). Menemani Minoritas: Paradigma Islam tentang Keberpihakan dan Pembelaan Kepada yang Lemah. Jakarta: Gramedia.
Burhani, Ahmad Najib, dkk. (2020). Dilema Minoritas di Indonesia: Ragam, Dinamika, dan Kontroversi. Jakarta: Gramedia.
Butt, Simon (2019). “Changing laws, changing attitudes: the place of people with disability in Indonesia”, dalam Fealy, G & Ricci, R.(eds.) Contentious Belonging: The Place of Minorities in Indonesia. Singapore: ISEAS.
Cohen, Andrew Jason (2004), “What Toleration Is?”, Ethics, Vol. 115, No. 1 (October 2004), pp. 68-95
Fealy, Greg & Ricci, Ronit (eds.) (2019). Contentious Belonging: The Place of Minorities in Indonesia. Singapore: ISEAS.
Fernandez, Christian (2008). “Toleration in the 21st Century: A Revised Liberal Defense (CFE Working paper series No.34)”. Sweden: Centre for European Studies, Lund University.
Forst, Rainer (2013). Toleration in Conflict: Past and Present. Cambridge: Cambridge University Press.
___________, (2017). “Toleration”. Dalam: https://plato.stanford.edu/entries/toleration/
Galeotti, Anna Elisabetta (2001). “Do We Need Toleration as a Moral Virtue?”, Res Publica 7: 273-292.
Hamidjojo, Budiono (2019). Filsafat Politik dan Kotak Pandora Abad ke-21. Yogyakarta: Jalasutra.
Hardiman, F. Budi (2013). Dalam Moncong Oligarki: Skandal Demokrasi di Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Hardiman, F. Budi (2018). Demokrasi dan Sentimentalitas: Dari “Bangsa Setan-setan”, Radikalisme Agama, sampai Post-Sekularisme. Yogyakarta: Pustaka Kanisius.
Hatta, Mohammad (tt). Demokrasi Kita. Jakarta: Pusataka Antara.
Hatta, Mohammad (1970). Sesudah 25 Tahun. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Heyd, David (1996), Toleration: An Elusive Virtue. New Jersey: Princeton University Press
Kersten, Carool (2018). Berebut Wacana: Pergulatan Wacana Umat Islam Indonesia Era Reformasi. Jakarta: Mizan.
Licht, Robert A (2001). “Toleration as a Virtue”, The Good Society. Vol. 1 (2001), pp. 10-16.
Locke, John (2010). John Locke: A Letter Concerning Toleration and Other Writings. Toronto: liberty fund Indianapolis
Kleden, Ignas (2001). Menulis Politik: Indonesia Sebagai Utopia. Jakarta: Kompas.
Kymlicka, Will (2005). Kewargaan Multikultural. Jakarta: LP3ES.
Kymlicka, Will (2007). “Community and Multiculturalism”, dalam Goodin, R.E., Pettit, P. & Pogge, T. (eds.). A Companion to Contemporary Political Philosophy. USA: Blackwell.
Macedo, Stephen (2007). “Toleration”, dalam: A Compation to Contemporary Political Philosophy (Robert E. Goodin, Philip Pettit and Thomas Pogge (eds.). USA: Blackwell Publishing, pp. 813-819.
Madjid, Nurcholish (2018). Indonesia Kita: Nurcholish Madjid. Jakarta: Gramedia.
Madjid, Nurcholish (2019). Islam, Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis tentang Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemodernan. Jakarta: Gramedia.
Marcuse, Herbert (1969). “Repressive Tolerance”, dalam A Critique of Pure Tolerance. Boston: Beacon Press.
Marshal, Paul (2018). “The Ambiguities of Religious Freedom in Indonesia” dalam Review of Faith & International Affairs, 16:1, 85-96, DOI: 10.1080/15570274.2018.1433588
Mayorga, Ivon Cepeda (2014). “An Ethical Approach to the Concept of Toleration: Understanding Tolerance as a Political Virtue”, dalam Open Journal of Philosophy, 2014, 4, 575-583.
Mendus, Susan & Edwards, David (2001). On Toleration. Oxford: Oxford University Press.
Parekh, Bhiku (2008). Rethinking Multiculturalism: Keberagaman Budaya dan Teori Kritik. Yogyakarta: Kanisius.
Rozi, Syafuan, dkk. (2019). Politik Identitas: Problematika dan Paradigma Solusi Keetnisasn versus Keindonesiaan di Aceh, Riau, Bali dan Papua. Jakarta: Bumi Aksara.
Saat, Norshahril & Ibrahim, Azhar (eds.) (2020). Alternative Voices in Muslim Southeast Asia: Discourse and Struggles. Singapore: ISEAS.
Setyabudi, M N.P. (2017). “Toleransi: Dari Pengalaman Sejarah Menuju Konstruksi Teoritis” (Tinjauan Pustaka). Dalam Waskita: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter. Vol. 2. No. 1. Juli 2018, pp. 103-112.
Setyabudi, M.N.P. (2019a). “Memperlebar Batas Toleransi dan Membela Hak Minoritas” (Tinjauan Pustaka). Dalam Harmoni. Vol. 18 No. 1. Januari-Juni 2019, pp. 174-192.
Setyabudi, M.N.P. (2019b). Filsafat Keutamaan (Philosophy of Virtue). Malang: Nusantara Global Press.
Setyabudi, M.N.P. (2019c). “Memperlebar Batas Toleransi dan Membela Hak Minoritas” (Telaah Pustaka), dalam Harmoni, Januari-Juni 2019.
Suaedy, Ahmad (2020). Contemporary Human Rights Issues in Indonesia, dalam Alternative Voices in Muslim Southeast Asia: Discourse and Struggles. Singapore: ISEAS., pp. 183-198.
Sugiharto, Bambang (2017). “Toleransi dan Batas-Batasnya”, dalam Pluralisme, Multikulturalisme, dan Batas-Batas Toleransi. Seri Studi Kebudayaan 1. Malang: Prodi Antropologi Universitas Brawijaya.
Sugiharto, Bambang (2019). Kebudayaan dan Kondisi Post-Tradisi: Kajian Filosofis atas Permasalahan Budaya Abad ke-21. Yogyakarta: Kanisius.Sutanto,
Simarmata, Henry Thomas, dkk. (2018). Indonesia Zamrud Toleransi. Jakarta: Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia.
Trisno (2012). “Melampaui Toleransi? Merenung Bersama Walzer”, dalam Demi Toleransi Demi Pluralisme (Ihsan Ali Fauzi, Syafiq Hasyim & J.H. Lamardy (eds.). Jakarta: Democracy Project.
Utama, Virdika Rizky (2018). Demokrasi dan Toleransi dalam Represi Orde Baru. Yogyakarta: Kanisius.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Jurnal Filsafat Indonesia Undiksha is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.