Totalitarianisme, Banalitas Kejahatan dan Kebebasan Berpikir: Refleksi Bersama Hannah Arendt
Totalitarianism, the Banality of Evil and Freedom of Thought: Reflections with Hannah Arendt
DOI:
https://doi.org/10.23887/jfi.v7i1.62413Kata Kunci:
banalitas kejahatan, totalitarianisme, berpikir, normalitasAbstrak
Artikel ini bertujuan untuk mendalami lebih lanjut gagasan Hannah Arendt tentang banalitas kejahatan dan kebebasan berpikir dengan menempatkannya kembali pada konteksnya yang lebih spesifik, yaitu problem totalitarianisme. Argumen pokok yang dipertahankan dalam artikel ini, bahwa konsep banalitas kejahatan hanya bisa dipahami dalam kaitan dengan eksistensi individu di dalam sebuah rezim totaliter atau di dalam sebuah situasi di mana kebebasan berpikir dan berimajinasi secara kreatif dihalang-halangi oleh kekuasaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kepustakaan dan analisis kritis atas sumber primer, yaitu karya-karya Arendt, terutama Eichmann in Jerusalem, dan sumber sekunder yang mendalami gagasan Arendt tentang banalitas kejahatan. Penelitian ini menunjukkan bahwa banalitas kejahatan adalah suatu tipe khusus kejahatan yang berlangsung di bawah rezim totaliter ketika status moral kejahatan digantikan oleh klaim normalitas atau normativitas. Karena itu, berpikir sebagai dialog dengan hati nurani mampu mencegah seseorang melakukan banalitas kejahatan. Jadi, mengatasi banalitas kejahatan membutuhkan baik kemampuan berpikir kritis maupun sistem politik yang ramah terhadap iklim kebebasan berpikir
Referensi
Arendt, H. 2006. Eichmann In Jerusalem: A Report on the Banality of Evil. Penguin Group.
Arendt, H. 1978. The Life of Mind. A Harvest Book.
Arendt, H. 1979. The Origins of Totalitarianism. A Harvest Book.
Arendt, H. 1994. Essays in Understanding. Schocken Books.
Arendt, H. 2003. Responsibility and Judgment. Schocken Books.
Arendt, H. 1998. The Human Condition. University of Chicago Press.
Arendt, H. 1992. Lectures on Kant’s Political Philosophy. University of Chicago Press.
Balfour, Danny L. & Guy B. Adams. Rethinking the Banality of Evil. 2008. Public Administration Review, Vol. 10 (2).
Bergen, Bernard. J. 1998. The Banality of Evil: Hannah Arendt and The Final Solution. USA: Rowman & Littlefield.
Bernstein, Richard B. 2018. Why Read Hannah Arendt Now. Polity Press.
Breen, Keith. 2007. Violence and Power: A critique of Hannah Arendt on the Political. Philosophy and Social. Vol 33 (3). DOI: 10.1177/0191453707076143.
Czobor-Lupp, Mihaela. 2008. Hannah Arendt on the Power of Creative Making in a World of Plural Cultures. The European Legacy, Vol. 13 (4). DOI:10.1080/10848770802180722.
Geddes, Jennifer L. 2003. Banal Evil and Useless Knowledge: Hannah Arendt and Charlotte Delbo on Evil after the Holocaust. Journal of Hypatia, Vol. 18, No. 1.
Hardiman, F. Budi. 2007. Filsafat Modern. Gramedia.
Hardiman, F. Budi. 2005. Massa, Teror dan Trauma. Kanisius.
Hardiman, F. Budi. 2015. Seni Memahami. Kanisius.
Hayden, Patrick. 2009. Political Evil in a Global Age: Hannah Arendt and International Theory. Routledge.
Heidegger. 1962. Being and Time. Basic Blackwell.
Hunt, Grayson. 2015. Arendt on Resentment: Articulating Intersubjectivity. The Journal of Speculative Philosophy, 29 (3). https://muse.jhu.edu/article/588863.
Jeffery, Renée. 2008. Evil and the Problem of Responsibility. Renée Jeffer (ed.), Confronting Evil in International Relations: Ethical Responses to Problems of Moral Agency. Palgrave Macmillan.
Kleden, Paul Budi. 2006. Membongkar Derita. Penerbit Ledalero.
Koten, Yosef Keladu. 2018. Etika Keduniawiaan Hannah Arendt. Penerbit Ledalero.
Koten, Yosef Keladu. 2016. Banalitas Kejahatan Korupsi dan Aktivitas Berpikir. Jurnal Ledalero, Vol. 15 (1).
Lang, Berel.1988. Hannah Arendt and The Politics of Evil. Judaism, Vol. 37, No. 3.
Lechte, John. 2008. Fifty Key Contemporary Thinkers: From Structuralism to Post-Humanism. Routledge.
Magnis-Suseno, F. 1987. Etika Dasar. Kanisius.
Morgan, Marie. Hannah Arendt and the Freedom to Think. 2016. Journal of Educational Administration and History, Vol. 15 (4). DOI: 10.1080/00220620.2016.1144579.
Ophir, Adi. 2014. Between Eichmann and Kant: Thinking on Evil after Arendt. History and Memory, Vol. 8 (2).
Ruankool, Nopparat. 2023. Reflecting on Teacher’s Authority Through Hannah Arendt’s “The Crisis in Education.” Jurnal Diskursus, Vol.19 (1).
Sandel, Michael. 1996. Democracy’s Discontent: America in Search of a Public Philosophy. Harvard University Press.
Schiff, Jacob. 2012. The Varieties of Thoughtlessness and the Limit of Thinking. European Journal of Political Theory, Vol. 12 (2).
Selamat, Shelomita & Yustinus. 2022. Thinking Prevents Grave Evil: An Analysis of Thinking According to Hannah Arendt. International Journal of Indonesian Philosophy & Theology, Vol. 3 (2). DOI: 10.47043/ijipth.v3i2.38.
Supriatma, Made. 2020. Akar dari Kekejian. https://supriatma.substack.com/p/akar-dari-kekejian.
Umam, Ahmad Khoirul. 2021. Koreksi Total Kinerja Demokrasi. Wijayanto (ed.), Demokrasi Tanpa Demos. Jakarta: LP3ES.
Vetlesen, Arne John. 2001. Hannah Arendt on Conscience and Evil. Philosophy and Social Criticism, Vol. 27 (5).
Volk, Christian. 2015. Towards a Critical Theory of the Political: Hannah Arendt on Power and Critique. Philosophy and Social Criticism. DOI: 10.1177/0191453715568921.
Žižek, Slavoj. 1997. The Plague of Fantasies. Verso.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Filsafat Indonesia
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Filsafat Indonesia Undiksha is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.