Quining Ecofeminism: Saintifikasi Keadilan Iklim dan Gender
Quining Ecofeminism: The Saintification of Climate Justice and Gender
DOI:
https://doi.org/10.23887/jfi.v7i1.64402Kata Kunci:
ekofeminisme, filsafat ilmu, epistemologi ternaturalisasiAbstrak
Ekofeminisme sebagai teori jauh dari kata utuh untuk memecah masalah-masalah ketidakadilan iklim, gender dan bahkan masalah lain yang mungkin di bawah payung ekofeminisme. Artikel ini menemukan bahwa ekofeminisme sudah cukup sebagai sikap ilmiah (aksiologi), tetapi belum cukup dalam level epistemis. Tendensi teorisi ekofeminisme untuk menyifatkan ontologi alam dan perempuan, dengan gender spesifik maupun penganalogian lain, alih-alih berfokus dalam skop “eksplanasi dan metodologi”, membuatnya tidak holistis dan macet sebagai kajian akademis. Padahal, epistemlogi yang bekerja mempreservasi masing-masing teori yang mungkin dalam ekofeminisme justru merupakan level penting yang butuh dikonstruksi. Artikel ini selebihnya mengonstruksi epistemologi yang adekuat bagi akademisi untuk menggunakan ekofeminisme, yaitu dengan epistemologi ternaturalisasi W. V. O. Quine sebagai tawaran untuk melumasi beban ontologis teori ekofeminis yang justru membuat macet perjalanan ekofeminis menuju keadilan iklim dan gender. Adapun artikel ini menemukan bahwa epistemologi monolitik ekofeminisme akan lebih progresif digunakan sebagai teori apabila menyepakati kepercayaan terkoneksi (interconnected belief) dalam epistemologi ternaturalisasi.
Referensi
Adams, C. J. (Ed.). (1995). Ecofeminism and the sacred. Continuum.
Asmarani, N. N. O. (2018). Ekofeminisme dalam Antroposen: Relevankah? Kritik terhadap Gagasan Ekofeminisme. Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Indonesia, 1(1).
Brown, C., & Luper, S. (2016). Naturalized epistemology. In Routledge Encyclopedia of Philosophy (1st ed.). Routledge. https://doi.org/10.4324/9780415249126-P033-2
Claveau, F. (2016). Don Ross, Philosophy of Economics. OEconomia, 6–1, 161–166. https://doi.org/10.4000/oeconomia.2287
Dennett, D. C. (2006). Breaking the spell: Religion as a natural phenomenon. Viking.
Fahimah, S. (2017). Ekofeminisme: Teori dan Gerakan. Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 1(1), 6–19.
Haack, S. (1978). Philosophy of logics. Cambridge University Press.
Astuti, T. M. (2012). Ekofeminisme dan Peran Perempuan dalam Lingkungan. Indonesian Journal of Conservation, 1(1), 49–60.
Purbandani, A. M., & Mahaswa, R. K. (2022). Ekofeminisme Kritis: Menelaah Ulang Gender, Keadilan Ekologi, dan Krisis Iklim. Jurnal Perempuan, 27(3), 227–239.
Quine, W. V. O. (1951). Two Dogma of Empiricism. The Philosophical Review, 60, 20–43.
Ross, D. (2014). Philosophy of Economics. Palgrave macmillan.
Wulan, T. R. (2007). Ekofeminisme Transformatif: Alternatif Kritis Mendekonstruksi Relasi Perempuan dan Lingkungan. Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, Dan Ekologi Manusia, 1(1), 105–130.
Furner, J. (2004). Conceptual Analysis: A Method for Understanding Information as Evidence, and Evidence as Information. Archival Science, 4(3-4), 233–265. https://doi.org/10.1007/s10502-005-2594-8.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Filsafat Indonesia
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Filsafat Indonesia Undiksha is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.