Praksis Filantropi Mewujudkan Eudaimonia (Menelaah Budaya Kumpul Kope Orang Manggarai dalam Terang Filsafat Pengakuan Axel Honneth)

Philanthropic Praxis Realizing Eudaimonia (Examining the Kope Gathering Culture of the Manggarai People in the Light of Axel Honneth's Confessional Philosophy)

Penulis

  • Egidius Agu Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana
  • Pius Pandor Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana

DOI:

https://doi.org/10.23887/jfi.v7i1.69687

Kata Kunci:

belis, filantropi, kumpul kope, mutual recognition, eudaimonia

Abstrak

Fokus tulisan ini ialah menelaah nilai praksis kumpul kope sebagai salah satu local wisdom orang Manggarai. Praksis filantropi kumpul kope menjadi indikatif dalam mewujudkan eudaimonia. Guna menemukan nilai dan makna yang terkandung dalam praksis kumpul kope penulis menggunakan metode kualitatif dengan merujuk pada penelitian kepustakaan, khususnya filsafat mutual recognition Axel Honneth. Dialog praksis kumpul kope dengan pemikiran Axel Honneth memunculkan nilai-nilai seperti persaudaraan, kekeluargaan, sosialitas, solidaritas dan kemanusiaan. Juga kaya akan makna-makna, Pertama, kumpul kope sebagai aksis filantropi untuk mewujudkan eudaimonia. Kedua, kumpul kope sebagai ungkapan lahiriah dari pengakuan. Ketiga, kumpul kope mengungkapkan martabat manusia. Selain makna, juga ditemukan nilai-nilai seperti; kekeluargaan, persaudaraan, sosialitas, solidaritas dan kemanusiaan. Manusia mengungkapkan kemanusiaan hanya dalam semangat saling mengakui (mutual recognition).

Referensi

Agul, K., Srinarwati, D. R., & Suhartono. (2022). Peran Nilai Persaudaraan dalam Tradisi Kumpul Kope terhadap Pelaksanaan Perkawinan di Manggarai Desa Terong Kecamatan Satarmese. Unipa Surabaya: Prosiding Seminar Hasil Riset dan Pengabdian ke 4, 4, 19–29.

Angkat, R., & Agu, E. (2023). Wawancara dengan Bapak Rofinus Angkat (78 thn.) pada 29 Juli 2023 di kampung Subu-Manggarai Tengah-NTT.

Armada Riyanto. (2013). Menjadi-Mencintai: Berfilsafat Teologis Sehari-hari (1 ed.). Kanisius.

Armada Riyanto. (2015). Kearifan Lokal-Pancasila Butir-Butir Filsafat Keindonesiaan. In Armada Riyanto, J. Ohoitimur, C. B. Mulyatno, & O. G. Madung (Ed.), Kearifan Lokal-Pancasila Butir-Butir Filsafat Keindonesiaan (4 ed., hal. 13–42). Kanisius.

Armada Riyanto. (2018). RELASIONALITAS Filsafat Fondasi Interpretasi: Aku, Teks, Liyan, Fenomen (Widiantoro (ed.); 1 ed.). Kanisius.

Armada Riyanto. (2020). Metodologi Pemantik & Riset Filosofis Teologis (Imilda (ed.); 1 ed.). Widya Sasana Publication.

Deki, K. T. (2017). Konsep Belis Orang Manggarai. https://kanisiusdeki.blogspot.com/2017/03/konsep-belis-orang-manggarai.html

Gunawan, V. A. (2022). Marriage and Family Formation in the Contemporary Manggaraian Culture (Flores, Indonesia) [Małżeństwo i formacja rodzinna we współczesnej kulturze Manggaraian (Flores, Indonezja)]. Studia Warminskie, 59, 271–283.

Habermas, J. (1997). The Philosophical Discourse of Modernity. The MIT Press.

Hamidi, J. (2010). Civic Education Antara Realitas Politik dan Implementasi Hukumnya. Gramedia Putaka Utama.

Honneth, A. (1991). The Critique of Power: Reflective Stages in a Critical Social Theory (Terj. Kenneth Baynes (ed.)). The MIT Press.

Honneth, A. (1995). The Struggle for Recognition: The Moral Grammar of Social Conflicts (Terj. Joel Anderson (ed.)). The MIT Press.

Jima, S., Sudiatmaka, K., & Adnyani, N. K. S. (2022). Pembagian Harta Waris menurut Perspektif Hukum Waris Adat Terhadap Anak Laki_laki dan Perempuan. Jurnal Komunikasi Yustisia, 5(1), 139–146. https://doi.org/10.23887/jatayu.v5i1.45937

Kelen, D. S. (2021). Filsafat Pengharapan dan Perwujudannya dalam Suasana Duka. In Y. I. W. Marianta, Y. W. B. L. Meo, Y. Endi, & N. W. Aluwesia (Ed.), Pengharapan di Masa yang Suram (hal. 50–68). STFT Widya Sasana.

Kencana, J. P. (2022). Konsep bahagia di masa pandemi corona dalam paradigma aristoteles. Jurnal Forum Filsafat dan Teologi, 51(1), 63–71. https://doi.org/10.35312/forum.v50i2.407

Kores, & Agu, E. (2023). Wawancara pada 8 Oktober 2023 via telpon dengan Bapak Kores (85 thn.) tokoh adat di kampung Koet-Manggarai Barat-NTT.

Kusmaryanto, C. B. (2022). Bioetika Fundamental (1 ed.). Gramedia Pustaka Utama.

Lon, Y. s., Sutam, I., Widyawati, F., Rampung, B., Sennen, E., Tatul, S., Dudet, B., Alang, A., Jelamut, M., Sawan, F., & Dangku, Y. Ma. (2020). Kamus Bahasa Indonesia - Manggarai (L. Indrawati (ed.); 3 ed.).

Madung, O. G. (2014). Pluralitas Dan Konsep Pengakuan Intersubjektif Dalam Pemikiran Axel Honneth. Diskursus - Jurnal Filsafat Dan Teologi Stf Driyarkara, 13(2), 1–29.

Nggoro, A. M. (2016). Budaya Manggarai Selayang Pandang (3 ed.). Nusa Indah.

Nikolaus, & Agu, E. (2023). Wawancara pada 26 September 2023 via video call dengan Bapak Nikolaus Agul (81 thn.) salah satu tokoh adat di kampung Longgo-Manggarai Tengah-NTT.

Nugroho, B. C. (2022). Eudaimonia: Elaborasi Filosofis Konsep Kebahagiaan Aristoteles dan Yuval Noah Harari. Focus, 1(1), 8–14. https://doi.org/10.26593/focus.v1i1.4086

Pandor, P. (2010). Ex Latina Claritas – Dari Bahasa Latin Muncul Kejernihan. Obor.

Pandor, P. (2014). Seni Merawat Jiwa Tinjauan Filosofis. Obor.

Prabowo, R. A. (2019). Politik Rekognisi Axel Honneth: Relevansinya terhadap Jaminan Kesetaraan dalam Hukum di Indonesia. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 4(2), 75–88.

Rato, F. S. (2021). Tradisi Kumpul Kope Sebagai Bentuk Solidaritas Sosial pada Masyarakat Cepang Kecamatan Satarmese Kabupaten Manggarai. Jurnal Sejarah, 18(1), 68–81.

Runesi, Y. (2020). Pandangan Axel Honneth tentang Keadilan sebagai Institusionalisasi Kebebasan dalam Relasi Pengakuan. Melintas, 36(1), 98–128.

Sahertian, P., & Effendi, Y. R. (2022). The role of principal transformational leadership based on Lonto Leok culture Manggarai community for strengthening student character. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 35(3), 321–338. https://doi.org/10.20473/mkp.v35i32022.321-338

Saumantri, T. (2022). Konsumerisme Masyarakat Kontemporer Menurut Herbert Marcuse. Media (Jurnal Filsafat dan Teologi), 3(2), 162–177. https://doi.org/10.53396/media.v3i2.113

Sem, K. F., Akhiruddin, & Salemuddin, R. (2022). Tradisi Kumpul Kope (Studi Perkawinan Pada Masyarakat Desa Tiwu Nampar Kecamatan Komodo Kabupaten Manggarai Barat. Journal of Innovation Research and Knowledge, 1(10), 1405–1419.

Sitorus, F. K. (2020a). Axel Honneth Filsuf Generasi III Mazhab Frankfurt Bagian I: Kritik atas Habermas dan Para Pendahulunya. Basis, 22–33.

Sitorus, F. K. (2020b). Axel Honneth Filsuf Generasi III Mazhab Frankfurt Bagian II: Perjuangan untuk Pengakuan. Basis, 41–52.

Snijders, A. (2004). Manusia: Paradoks dan Seruan. Kanisius.

Sumardi, V., Jeka, A., & Tarsan, V. (2022). Dimensi Nilai dalam Acara Kumpul Kope (The Dimension of Values in the Habit of “Kumpul Kope”). Jurnal Literasi Pendidikan Dasar, 3(1), 30–34.

Wattimena, R. A. A. (2019). Protopia Philosophia: Berfilsafat Secara Kontekstual (Tano (ed.); 1 ed.). Kanisius.

Unduhan

Diterbitkan

2024-04-30

Terbitan

Bagian

Articles