PROFIL JANGER KOLOK DI DESA BENGKALA KECAMATAN KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG
DOI:
https://doi.org/10.23887/jjpkk.v5i2.8310Abstract
Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengungkap profil janger kolok di Desa Bengkala Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan ditentukan dengan menggunakan purposive sampling. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis melalui tiga proses yaitu (1) reduksi data, (2) display data dan (3) mengambil kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tari janger kolok dikenal sejak tahun 1967 dan diajarkan oleh almarhum Made Nedeng. Tari janger kolok ini hanya menggunakan bahasa isyarat kemudian dipadukan dengan unsur pencak silat sehingga melahirkan gerak-gerak tari yang khas dan dengan lakon Arjuna Wiwaha. Urutan gerak tari janger kolok yang meliputi gerak kecak antara lain : pangawit, nayog, ngeseh dan nuding. Gerak janger antara lain: ngagem kanan, ngagem kiri, nyeleog, ngeliput,ngegol ngileg-ngileg, nyeledet, dan nyakup bawa. Pola lantai dalam tari yaitu : Pembukaan, papeson, pejangeran, lakon, dan pakaad. Alat musik pengiring dalam tari adalah kendhang. Rias dan busana dalam tari janger kolok, busana atau kostum yaitu Janger mengenakan busana seperti : gelungan janger, badong, sabuk perada, tutup dada, kamen, oncer dan ampok-ampok. Aksesoris yaitu subeng dan perlengkapan lainya yang digunakan janger adalah kepet. Sedangkan kecak mengenakan busana terdiri dari: udeng, baju kecak, celana kecak, sabuk perada, ampok-ampok, badong, gelang kana dan udeng. Rias dalam tari memakai rias cantik, karena penokohan yang ada dalam tari memakai topeng. Durasi pementasan janger kolok berdurasi 15-30 menit.Kata Kunci : janger kolok, profil, desa bengkala
This qualitative study is aimed to reveal janger kolok profile in Bengkala Village Kubutambahan District of Buleleng. This study is a qualitative research with phenomenological approach. The informants are determined by using purposive sampling. Data collection techniques in this study used the method of observation, interviews, and documentation. Data were analyzed through three processes: (1) data reduction, (2) display data, and (3) the conclusion and verification. The results of this study indicate that the Janger kolok dance be known since 1967 taught by the late Made Nedeng. The Janger kolok dance only uses sign language, then it is combined with elements of martial arts which created the movements of the dance that are distinctive with the play of Arjuna Wiwaha. The sequence of The Janger kolok dance includes motion of Kecak dance, namely: pangawit, nayog, ngeseh and nuding (pointing at). Motion of Janger, namely: ngagem right, ngagem left, nyeleog, ngeliput, ngegol ngileg-ngileg, nyeledet, and nyakup bawa. The pattern of the dance are opening, papeson, pejangeran, role, and pakaad. Musical accompaniment in the dance is kendhang. Makeup and fashion in janger kolok dance there are for fashion or costume of the Janger dance is clothing such as: coils Janger, badong, tinsel belt, breastplate, parchment, oncer and ampok-ampok. Accessories are subeng and other equipment used in Janger dance is kepet. On the other hand, kecak dance’s clothing consists of: udeng, Kecak clothes, Kecak pants, belt tinsel, ampok-ampok, badong, bracelets kana and udeng. Make up of this dance is pretty make up, because characterizations contained in the dance wearing a mask. The duration of staging Janger kolok dance is about 15-30 minutes
keyword : Janger kolok, profile, bengkala village
Published
2016-08-09
Issue
Section
Articles
License
Jurnal BOSAPARIS : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.