Potensi Gandik sebagai Makanan Tradisional di Upacara Dukutan Karanganyar
DOI:
https://doi.org/10.23887/jmpp.v6i2.63565Kata Kunci:
Potensi, Culinary Tourism, Dukutan, KaranganyarAbstrak
Gandik merupakan sebuah makanan tradisional desa nglurah yang ada di upacara dukutan di Lereng Gunung Lawu. Makanan tradisional ini hanya pada waktu tertentu yang dimana hanya ada 2 kali dalam setahun atau 7 bulan sekali dalam penanggalan jawa. Makanan tradisional ini biasa disajikan dalam suatu acara khusus “Dukutan” dengan melakukan ritual kegiatan bersih desa area candi menggung dengan menggunakan pakaian khas adat jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi makanan “Gandik” sebagai daya Tarik wisata dengan melihat keunikan, originalitas, otentitas dan keragaman. Dalam penelitian ini, juru kunci pelaksanaan acara dukutan dan pemangku kepentingan yang terkait langsung diwawancarai secara menyeluruh melalui observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan Gandik memiliki segi keunikan dari pengolahan dan penyajian, secara otentitas. Gandik memiliki penamaan yang berhubungan dengan historis upacara dukutan. Gandik memiliki rasa originalitas dengan menggunakan bahan dasar jagung yang kemudian diolah menjadi tepung dan dicampur dengan kelapa. Bentuk gandik juga beragam melalui bentuk dan warna.
Referensi
Badan Pusat Statistik. (2020). Statistik wisatawan nusantara 2020 (pp. 1–126). https://www.bps.go.id/publication/2021/12/14/fab1c19a78b537d19ced25db/statistik-wisatawan-nusantara-2020.html
Budiandya, I. P. (2017). Upacara dukutan di desa Nglurah kecamatan Tawangmangu kabupaten Karanganyar. Widya Aksara, 22(1). https://doi.org/10.54714/widyaaksara.v22i2.28
Dewi, T. K. S., Supriyadi, H., & Dasuki, S. (2018). Kearifan lokal mitos pertanian Dewi Sri dalam naskah Jawa dan aktualisasinya sebagai perekat kesatuan bangsa. Manuskripta, 8(2), 89-107. doi:10.33656/manuskripta.v8i2.116
Dewi, T. K.S. (2011). Kearifan lokal makanan tradisional: Rekonstruksi naskah Jawa dan fungsinya dalam masyarakat. Manuskripta, 1(1), 161-182. doi:10.33656/manuskripta.v1i1.9
Hartono, R. (2021). Menikmati warna-warni bunga di Kampung Sewu Kembang. Jawa Pos.Com.
Kemenparekraf/Baparekraf RI. (2021). Tren pariwisata Indonesia di tengah pandemi.
Mulyana, D. (2004). Metodologi penelitian kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.
Mustafa, M., Abdullah, A., & Jayus. (2021). Analisis strategi pemulihan citra Jokowi dalam mengatasi wabah covid-19 di Indonesia. Jurnal Ilmu Komunikasi UHO: Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi, 6(1), 77-97. http://dx.doi.org/10.52423/jikuho.v6i1.15686
Nugrahani, A., & Abdi Parela, K. (2022). Leksikalisasi pembungkus tradisional dari daun pisang: Kajian etnosemantik. ALINEA: Jurnal Bahasa, Sastra Dan Pengajarannya, 2(2), 148-159. https://doi.org/10.58218/alinea.v2i2.215
Ratnaeni, N. D. (2021). Makna tumpeng dalam kehidupan manusia Jawa. In Akademi Tata Boga Banding (pp. 1–3). https://atb-bandung.ac.id/berita/makna-tumpeng-dalam-kehidupan-manusia-jawa
Santika, I. N. E. & Suryasih, I. A. (2018). Elemen budaya sebagai daya tarik wisata di desa wisata Pengotan, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Jurnal Destinasi Pariwisata, 6(1), 31-39. doi:10.24843/JDEPAR.2018.v06.i01.p06
WaruwuD. (2022). Eksistensi wisata kuliner pada masa pandemi covid-19 dalam pemulihan ekonomi dan pariwisata di desa Sangeh, Badung, Bali. Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan, dan Humaniora, 6(1), 48-60. https://doi.org/10.36526/santhet.v6i1.1882